Sutejo, Ajak Pelajar Ubah Pola Pikir Belajar
Ponorogo– Santriwati MTs Pondok Pesantren Darul Huda Mayak memadati aula sekolah. Duduk bersimpuh, tertata rapi, dan alat tulis yang tidak terlepas dari tangannya. Sesekali terdengar obrolan kecil yang memecah suasana. Kali ini mereka bukan mengikuti pelajaran tambahan, menghafal bahkan ujian praktik. Melainkan akan mendapatkan inspirasi dan motivasi literasi (Kamis, 28/19).
Kehadiran mereka sebagai generasi bangsa mendapatkan perhatian khusus dari ustad dan ustadah MTS Pondok Pesantren Darul Huda Mayak. Bentuk perhatian dengan menyelanggaranya learning motivation. Sebuah upaya untuk memompa gairah belajar para santriwati. “Belajar bukan saat ujian semata. Tetapi, bagaimana menggeser kebiasaan belajar tidak sekadar kewajiban tetapi kebutuhan,” turur Samsuri Kepala MTs disela-sela sambutannya.
Pihaknya menambahkan kebiasaan belajar sebagai kebutuhan masih rendah. Banyak anggapan belajar dengan sistem lembur masih dianggap ampuh. Sedangkan tidak sedikit pelajaran yang harus dipelajari. Tidak mengherankan ketika ujian tiba lupa apa yang dipelajari.
“Literasi itu seperangkat kemampuan membaca, menulis, dan menghitung secara individual yang berkaitan dengan memecahkan masalah,” ujarnya menyinggung tentang literasi. Literasi menjadi modal penting dalam berbagai hal. Terlebih kaitannya dengan pelajar, literasi menjadi semacam tongkat untuk mengangkat harapan dan masa depan.
“Untuk memberikan pemahaman mendalam tentang literasi. Telah hadir pakar dan bapak literasi Ponorogo,” ujarnya memperkenalkan Dr. Sutejo, M.Hum.
Sutejo sebagai pemateri utama membuka acara dengan tayangan vidio motivasi. Vidio tentang kejahilan seekor kera terhadap dua harimau. Tayangan tersebut bukan sekadar hiburan semata, melainkan terdapat nilai untuk para santriwati. Vidio yang intinya bersinggungan dengan kecerdasan, kreativitas, dan kecerdikan. Lantas Sutejo mengaitkan dengan materi dan mewajibkan santriwati memiliki ketiga unsur itu.
Selaras dengan Samsuri, Sutejo juga menyinggung kebiasaan belajar para pelajar. Banyak yang salah kaprah, mendekati ujian baru ngedril belajar. Larut malam hingga waktu istirahat terabaikan. Kondisi yang justru melemahkan kinerja otak dan tubuh yang tidak bergairah.
Untuk menumbuhkan belajar yang menyenangkan dan bernilai Sutejo menyampaikan tips belajar yang efektif. Dalam kaitan ini, Ia menyampaikan 12 cara belajar yang efektif, (i) memilih suasana, (ii) rileks saat belajar, (iii) pahami bukan menghafal, (iv) gunakan peta pikiran, (v) belajar dengan ngemil, (vi) impresikan, (vii) afirmasikan, (VIII) metode yang sesuai, (ix) meringkas, (x) menggunakan media, (xi) mempraktikan, dan (xii) rayakan kesuksesan belajar.
Lelaki yang sekarang aktif sebagai Ketua STKIP PGRI Ponorogo mengingatkan untuk merawat kejernihan otak. Otak manusia yang super canggih mampu menghafal dan mengingat sesuatu dalam jangka waktu lama. Sutejo membuktikan dengan memberikan pertanyaan berkaitan nama guru kelas 1 waktu duduk di bangku sekolah dasar. Seluruh santriwati mengaku mangingatnya.
“Itulah otak manusia berbeda dengan komputer. Contohnya komputer saya di rumah baru 3 tahun sudah rusak,” pungkasnya memberikan ilustrasi.
Lelaki pengagas Sekolah Literasi Gratis (SLG) itu menambahkan pentingnya mengasah otak. Mengasah dengan mempraktikan 12 cara belajar yang efektif. Cara itu sekaligus melatih otak agar terus bekerja. Sebab otak seperti pisau semakin lama tidak digunakan akan aus.
Sebagai praktisi literasi Sutejo berpesan agar tidak jemu belajar. Sebab belajar itu indah, belajar itu jihad, belajar itu sukses dan belajar sebagai gerbang kesuksesan. [Red/ags STKIP PGRI Ponorogo]