Pentas Budaya, dari Kemeriahan Agustusan Hingga Wujud Literasi Budaya
Ponorogo– Alunan musik reyog bergema di halaman kampus STKIP PGRI Ponorogo. Antrean masyarakat terlihat di area gerbang kampus, ada yang berbaju reyog, kaos bergambar reyog, juga yang masih berpakaian dinas. Mereka tidak lain untuk menyaksikan pentas budaya dan hari kedua dilanjutkan dengan jalan sehat yang dilaksanakan di halaman kampus literasi, Sabtu-Minggu, 24-25 Agustus 2019.
Pentas untuk memeriahkan HUT ke 74 Republik Indonesia itu diselenggarakan masyarakat Kertosari, Babadan Ponorogo yang bekerjasama dengan STKIP PGRI Ponorogo. Acara yang bertajuk “76 Cinema Happii” juga melibatkan pelaku reyog yang ada di sekitar wilayah Kertosari dan secara umum di Ponorogo.
Kesenian gajah-gajahan juga terlibat untuk memeriahkan pesta rakyat Kertosari. Salah satu kesenian khas Ponorogo ini menampilkan patung gajah berukuran besar yang dinaiki sembari berjoget dengan alunan musik khas kesenian itu. Masyarakat begitu terhibur, mereka larut dalam kemeriahan sore itu. Terik panas yang masih menyengat tidak lepas menyurutkan, beberapa kali penulis menjumpai warga yang ikut menari, bahkan anak kecil juga menari.
STKIP PGRI Ponorogo sebagai pelopor kampus literasi merasa bangga dengan diadakan pentas budaya itu. Pantas sebagai wujud kepedulian akan budaya lokal masyarakat Ponorogo. Mengingat kemajuan teknologi secara perlahan ikut menggerus budaya yang berkembang di masyarakat. Rasa bangga terhadap budaya sendiri menjadi elemen utama untuk menjaga dan menumbuh-kembangkannya.
“Kegiatan ini merupakan komitmen kampus kami untuk memelihara seni, khususnya kesenian reyog. Juga sebagai sarana silaturahmi dengan masyarakat sekitar,” Ujar Edy Suprayitno, M.Pd sekalu wakil ketua 2 STKIP PGRI Ponorogo.
Dr. Sutejo, M.Hum selaku ketua STKIP PGRI Ponorogo juga menyambut positif dan mendukung sepenuhnya pentas budaya tersebut. Pihaknya menyinggung tentang komponen pendukung dalam mensukseskan Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang terdiri dari keluarga, masyarakat, dan sekolah. Event pentas budaya masyarakat Kertosari itu disebut sebagai event literasi, khususnya literasi budaya.
Pihaknya juga menyebut event literasi budaya masyarakat Kertosari nantinya bisa berkolaborasi dengan Sekolah Literasi Gratis 2 (SLG 2) STKIP PGRI Ponorogo. SLG 2 ini merupakan program lanjutan SLG sebelumnya yang sukses diselenggarakan. Program sebagai wujud impementasi Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan upaya menumbuh-kembangkan literasi di masyarakat Ponorogo.
SLG nantinya menghadirkan tokoh-tokoh literasi nasional dan internasional yang akan berbagai inspirasi. Prof. Djoko Saryono, Prof. Suwardi Endaswara, Prof. Stya Yuana Sudikan dan Suyoto Atim, Tengsoe Tjahyono serta tokoh literasi lainnya yang siap berbagai di SLG 2 nantinya, tutur Sutejo.
Pewarta: Agus Setiawan (Humas STKIP PGRI Ponorogo)
1 Komentar pada Pentas Budaya, dari Kemeriahan Agustusan Hingga Wujud Literasi Budaya