Upaya Memantik Literasi, STKIP PGRI Ponorogo Ubah Skripsi Jadi Buku
Ponorogo– Ujian skripsi mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo tahun 2019 terasa istimewa. Pasalnya karya akademik ini nantinya akan dijadikan buku inspiratif. Buku yang akan menjadi sejarah secara pribadi bagi mahasiswa.
“Indahnya skripsi jika menjadi buku karena buku cendela peradaban dan simbol keabadian,” tutur Dr. Sutejo, M.Hum selaku ketua STKIP PGRI Ponorogo.
STKIP PGRI Ponorogo yang dikenal sebagai kampus literasi terus mendorong mahasiswa berkarya. Sebelum skripsi yang akan dijadikan buku, telah banyak mahasiswa yang aktif berkarya baik dalam bentuk esai, artikel, puisi, cerpen, serta reportase. Bangganya karya tersebut telah dimuat berbagai media cetak nasional maupun media daring.
Mendorong mahasiswa untuk berkarya sebagai upaya untuk melahirkan calon pendidik yang berkarakter literasi, unggul dan profesional. Dengan berkarya sekaligus menjadi contoh literasi bagi peserta didik nantinya.
Kampus yang terletak di jalan Ukel No 39 Kertosari, Babadan Ponorogo itu terus berupaya mensukseskan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Salah satunya dengan mewujudkan skripsi menjadi buku. Buku itu nantinya akan menambah daftar buku-buku karya mahasiswa yang telah diterbitkan. Juga buku-buku karya Bapak/Ibu dosen yang menghiasi perpusatakaan serta ruang kerja.
“Buku-buku yang telah terbit bermula dari tugas kuliah, bahkan ada dua karya yang menjadi pemenang nasional,” tutur bangga Sutejo.
Dua karya pemenang itu ditorehkan Nita Ayu Cahyaningrum sebagai juara 1 dan Nanang Eko Saputro juara harapan 1. Keberhasilan itu menjadi pemantik mahasiswa untuk giat berkarya, bahkan mereka aktif konsultasi tentang tulisan untuk dijadikan naskah lomba.
“Kampus mendorong mahasiswa untuk mengembangkan literasi salah satunya menerbitkan skripsi menjadi buku. Penerbitan nanti akan didukung oleh kampus sebagai apresiasi mahasiswa berprestasi,” ujar Edy Suprayitno, M.Pd selaku wakil ketua 2 STKIP PGRI Ponorogo.
Penerbitan skripsi menjadi buku disambut positif oleh mahasiswa. Iin Risma misalnya yang mengambil judul skripsi Paradok dan Ironi dalam fiksi Indonesia mengaku bangga. Terlebih karya akademik yang diperjuangkan hingga lembur larut malam akan dibukukan.
“Skripsi jadi buku? Semakin mengukuhkan STKIP PGRI Ponorogo sebagai kampus literasi,” ujarnya ditemui selepas ujian.
STKIP PGRI Ponorogo menyadari pentingnya literasi untuk kualitas generasi. Mengubah skripsi menjadi buku merupakan langkah nyata untuk menggerakkan perubahan literasi bagi masyarakat Indonesia. Red/ Agus Setiawan Humas STKIP PGRI Ponorogo.