Berburu Nasi Pecel Mbok Bariyah
Hari Minggu (22/1/2017) pagi, bersama dua teman, kami menerobos kabut untuk berburu nasi pecel.
Inilah keunikan Ponorogo di hari Minggu. Sepanjang jalan, baik jalan utama maupun gang terdapat deretan warung kecil yang menjajakan sarapan nasi pecel. Sajian nasi pecel memang sederhana.
Nasi putih punel disuguhkan bersama aneka sayuran hijau berupa daun ketela, kenikir, daun pepaya, bayam, kembang turi, tauge, kacang panjang, diimbuh irisan mentimun dan kecambah mentah, yang disiram bumbu sambal pecel, tidak ketinggalan tempe goreng.
Nah, nasi pecel Mbok Bariyah yang berada di Desa Patihan Kidul, Ngondang, Siman, Ponorogo inilah yang kerap menjadi sasaran utama warga yang doyan pecel. Warung kecil didirikan di depan rumah. Buka setiap hari, dari pukul 05.00-07.00 WIB, selalu ramai pengunjung. Rata-rata ibu rumah tangga dan anak sekolah.
Pecel Mbok Bariyah, salah satu warung yang masih bertahan setelah harga bahan makanan, termasuk cabai melambung tinggi. Sebagai warung nasi pecel yang jadi jujugan warga, citarasa nasi pecel Mbok Bariyah tidak pernah berubah.
Rasa khas sambal yang tidak terlalu pedas menjadi pilihan mereka yang tidak doyan sambal. Harga yang ditawarkan pun murah meriah. Hanya Rp 3.000 per bungkus nasi pecel dan Rp 1.500 per bungkus sayur pecel saja.
Keramahan dan konsisten citarasa pecel menjadi alasan utama mereka yang tidak sempat atau malas menyiapkan sarapan di pagi hari. Apalagi mereka yang bekerja di kantor atau sekolah. Pasti tidak banyak waktu untuk membuat sarapan.
Namun, di sini pembeli harus sabar, antrean panjang terkadang membuat pelanggan kecewa karena tidak mendapat bagian. Karenanya, agar dapat menikmati nasi pecel Mbok Bariyah, harus berburu se awal mungkin.
Pawarta: Suci Ayu Latifah
Mahasiswi STKIP PGRI Ponorogo, Panitia SLG STKIP PGRI Ponorogo.
Sumber: Harian Surya Surabaya, Sabtu, 28 Januari 2017
http://surabaya.tribunnews.com/2017/01/27/berburu-nasi-pecel-mbok-bariyah-ponorogo