Resensi Buku: Keluarga Harus Rela Berkorban dan Saling Peduli
Kebanyakan orang akan mengalami siklus kehidupan yang disebut menikah. Banyak juga yang tidak menikah, seperti kaum selibater (hidup tidak menikah) seperti biarawan-biarawati, rohaniwan-rohaniwati, atau para biksu. Ada juga Rabi’ah al-‘Adawiyah, perempuan sufi kelahiran Irak berparas cantik dan bersuara merdu. Ia tak menikah. Jiwa dan raga hanya untuk Allah.
Buku Senarai Aforisme Seorang Ayah: Ragam Pesan Kehidupan Ayah kepada Anak dan Menantunya merupakan buah refleksi pengalaman pernikahan penulis dan mendampingi orang yang akan maupun sudah menikah. Buku memaparkan ragam pesan kehidupan pra, saat, dan pascapernikahan. Disusun menjadi 7 bab. Di antaranya, bab 1 tentang literasi pernikahan. Bab 2 tentang filsafat pernikahan dan bab 4 tentang misteri cinta. Rangkaian bab-bab diwarnai ragam pesan kehidupan bagi orang yang akan dan sudah menikah.
Pernikahan bukanlah jalan lurus bertabur bunga. Ada juga jalan berkelok, berliku, mendaki, menurun, dan naik. Kiri kanannya bisa ada jurang dan tebing (hal 118). Ragam goda pernikahan teramat mendebarkan. Butuh kearifan dalam menjalani liku-liku pernikahan. Maka, seperangkat literasi pernikahan, filsafat pernikahan, dan misteri cinta penting dikenali, dipahami dan dimengerti.
Buku mengajak berpikir dan berenung, apakah pasangan kita benar-benar mencintai dan mengasihi dari hati yang tulus. Buku melihat tanda utama cinta adalah perhatian, kepedulian, kerelaan, dan pengorbanan (hal 60). Tanpa perhatian, kepedulian, dan pengorbanan tak dapat disebut cinta. Tanda cinta itu misteri yang harus dipecahkan guna menyelesaikan kegalauan hati.
Komunikasi adalah syarat utama yang wajib digerakkan. Ia akan menjelma gelombang-gelombang yang saling mengoneksikan antara rasa, jiwa, dan pikiran. Apabila gelombang itu sama akan tarik-menarik. Sebaliknya, gelombang yang berbeda akan tolak-menolak. Setiap keluarga harus membangun komunikasi yang harmonis. Semua harus saling terbuka, jauhkan egoisme, dan jangan mau menang sendiri.
Kehidupan dunia tidak akan sepi dari gelombang dan badai yang akan dihadapi oleh kedua mempelai. Salah satu gelombang dan badai adalah masa lalu. Musuh pertama pernikahan adalah cinta masa lalu. Bersyukurlah yang tidak memiliki, tetapi waspadalah yang kebetulan mengalami. Hal ini terutama bila ‘cinta’ masa lalu berpotensi mengganggu keberlangsungan hidup berumah tangga.
Dia sering hadir dalam seribu kemungkinan ajaib dan menjadi tantangan yang berat (hal 83). Masa lalu serupa serigala yang bisa mencabik-cabik. Butuh sebuah ketegasan dalam diri untuk melawannya. Yang sudah ya sudah. Kini sudah menjadi pasangan dengan yang sekarang. Biarkan pacar masa lalu lewat. Jangan dihadirkan kembali.
Pembaca terutama calon pengantin atau yang sudah berkeluarga perlu membaca. Buku harus dipahami, dimengerti, dan dipraktikkan bersama guna membangun sebuah keluarga bahagia. Semoga buku ini mennjadi pencerah bagi pembaca baik yang sudah maupun akan menikah.
Judul : Senarai Aforisme Seorang Ayah
Penulis : Dr H Sutejo, M Hum
Penerbit : Terakata
Cetakan : Pertama, Juni 2019
Tebal : xxxvi + 168 halaman
ISBN : 978-602-5457-19-7
Peresensi: Suci Ayu Latifah (mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo)
Sumber: Koran Jakarta, Senin, 15 Juli 2019.
http://www.koran-jakarta.com/keluarga-harus-rela-berkorkan-dan-saling-peduli/