Menulis Harus Istiqamah
Kota, Jawa Pos Radar Ponorogo – Menulis perkara gampang. Setidaknya, materi merangkai kata-kata menjadi kalimat bisa diambil dari pengalaman atau hal-hal kecil dalam lingkungan sosial. Kemudian dituangkan dengan sudut pandang berbeda. Tips membuat karya tulis tersebut datang dari dua penulis kondang Yuditeha dan Arafat Nur. Keduanya terlibat diskusi literasi bersama Ketua STKIP PGRI Ponorogo Sutejo kemarin (29/9).
“Perjalanan kepenulisan keduanya bisa dijadikan percontohan. Semoga akan lahir penulis nasional dari Ponorogo,” harap Sutejo.
Selain materi, yang tidak kalah penting dari menulis adalah istiqamah. Kontinu menempa diri lewat rutin menulis setiap hari. Kisah Arafat Nur, misalnya. Di tengah kesibukan menjadi jurnalis di Aceh, dia bisa menelurkan novel. Sedangkan Yuditeha sehari-hari bekerja sebagai tukang cukur. “Menulis itu menginspirasi banyak orang,” kata pakar literasi Kemendikbud di Gerakan Literasi Nasional itu.
Menurut Sutejo, tugas seorang penulis meluruskan moral. Dituangkan dalam penokohan atau cerita yang meyentuh sisi moralitas kehidupan. “Puncak literasi menjadikan manusia sebagai makhluk bermoral dan berkarakter,” ujarnya seraya menyebut literasi butuh proses panjang.
Sementara itu, Yuditeha berpendapat literasi bukan melulu soal menulis. Keterampilan tersebut hanya bagian kecilnya. Terpenting meningkatkan minat membaca. “Meski berat, harus dipaksakan,” katanya. (dil/c1/cor)
Sumber berita: Radar Ponorogo edisi Senin, 30 September 2019 halaman 19 dan 22.