Kampus Literasi Tempat Lahirnya Tokoh Penginspirasi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Ponorogo menahbiskan diri sebagai salah satu perguruan tinggi berkualitas di Madiun Raya. Kualitas jobolan STKIP tak kalah saing dengan kampus lain. Tak hanya berkarir sebagai tenaga pendidik profesional, para lulusannya juga sukses meniti karir di berbagai bidang. Dalam wisuda sarjana pendidikan strata satu 2018/2019 yang digelar Sabtu lalu (26/10) STKIP mengundang enam alumni sukses mereka. Pihak kampus mengganjar mereka dengan penghargaan sebagai alumni inspiratif.
“Mengapa isnpiratif? Karena mereka mampu out of the box. Bergerak di lini profesi yang relatif berbeda, ada juga yang bahkan jadi desainer nasional,” ujar Ketua STKIP Ponorogo Sutejo.
Ke enamnya berlatar belakang pekerjaan yang berbeda. Mulai dari pengusaha, pejabat di Pemkab Ponorogo, ketua PGRI, hingga wartawan Jawa Pos. Selain plakat penghargaan, STKIP mengapresiasi kiprah mereka dengan uang tunai senilai Rp30 juta.
Sutejo menyebut, selama ini banyak yang tidak menyadari jika mereka adalah jebolan STKIP. Oleh karena itu, dalam wisuda kali ini Sutejo ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa STKIP mampu bersaing dengan kampus lainnya. Sekaligus menjadi penyuntik inspirasi dan motivasi agar alumni lebih giat belajar dan bekerja keras. “Alumni STKIP harus bangga karena mereka tersebar di mana-mana. Ini juga demi memantik minat masyarakat untuk belajar di kampus literasi,” ujarnya.
Penghargaan alumni inspiratif pertama kali dihelat kampus. Kini, STKIP sedang memetakan persebaran para lulusannya. Ke depan, bakal diselenggarakan penghargaan Alumni Berdedikasi. Ditujukan kepada alumni yang sukses dan selaras dengan bidang pendidikannya.”Intinya untuk membuka mata bahwa apa yang telah dilakukan oleh alumni dengan kerja kerasnya itu menurut saya patut dihargai, dengan penghargaan yang tidak seberapa ini,” kata Sutejo.
Sutejo mengharapkan, ke depan bisa terjalin tali asih maupun ikatan batin antara alumni dan STKIP. Dia melihat, selama ini ikatan itu belum maksimal. Termasuk paguyuban alumni yang diaktifkan kembali. Asisten 1 Sekda Ponorogo, Sumani, tidak menduga dirinya terpilih sebagai Alumni Inspiratif. Sumani lulus dari STKIP tahun 2002 silam. Dia mengakui, hampir 60 persen guru di Ponorogo adalah alumni kampusnya. “Kami merasa terpanggil karena kami bisa seperti ini karena STKIP. Kami siap jika harus membantu STKIP,” sebut Sumani. (dil/ naz/ adv)
Sumber berita Jawa Pos Radar Madiun edisi Sumpah Pemuda (28 Oktober 2019)