Tebar Inspirasi Menulis, STKIP PGRI Ponorogo Adakan Diskusi Literasi
Ponorogo– Giat STKIP PGRI Ponorogo menjadi pelopor literasi Indonesia tidak diragukan lagi. Selain program Sekolah Literasi Gratis II yang diselenggarakan sebulan sekali itu, kampus yang berada di Jalan Ukel No.39 Kertosari Babadan Ponorogo juga melakukan diskusi literasi.
Sabtu (16/19), STKIP PGRI Ponorogo kedatangan tamu literasi dari Komunitas Kamar Kata Karanganyar. Bersama kampus literasi mereka akan menggelar diskusi buku antologi cerpen Dua Tragedi, Sejarah Maaf, dan Ziarah Hati.
Diskusi gayeng, santai bernuansa lesehan itu di awali dengan penampilan musikalisasi puisi dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik, Nakita dan Yeni Kartikasari dari UKM Himpunan Mahasiswa Penulis.
“Kami membaca cuplikan cerpen Dua Tragedi, Sejarah Maaf, dan Ziarah Hati sambil bernyanyi,” ungkap Nakita saat ditemui di belakang panggung.
Cerpen karya Panji Kusuma, salah satu anggota Komunitas Kamar Kata itu menuai pujian dari peserta diskusi buku.
Aryn mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo menuturkan begitu ada ikatan batin yang ia rasakan dengan para penulis cerpen. Karena ternyata mereka juga mengalami kebuntuan layaknya seseorang yang baru memulai menulis” ungkap Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Bahasa Jawa itu ketika diskusi tanya jawab.
Sesi acara bedah buku itu diawali dengan pemaparan materi dari Ketua STKIP PGRI Ponorogo, Dr. Sutejo M.Hum sekaligus salah satu pakar Literasi Nasional. Beliau memaparkan motivasi para hadirin yang hadir. “Semakin sering seseorang terluka, semakin sering seseorang tersakiti. Maka, ia akan produktif menulis cerita” Tuturnya. Sebelum mengakhiri paparannya Dr. Sutejo., M.Hum menuturkan bahwa “Cerita adalah obat dari segala obat”. Yuditeha, selaku Kepala Sekolah Kamar Kata mengenalkan komunitas yang kini telah merambah ke daerah-daerah. yaitu, setelah melakukan seleksi beberapa karya yang masuk, akhirnya terkumpullah 25 judul cerpen pilihan yang dijadikan buku.
Dengan gaya kocak dan slengean, Yuditeha memperagakan cerita Roti Basi Gelak tawa pun kembali pecah. Peserta yang hadir terlihat sangat antusia mengikuti bedah buku dan paparan proses kreatif dari para penulis yang berkontribusi dalam kumpulan cerpen “Dua Tragedi, Sejarah Maaf, dan Ziarah Hati”
Para penulis itu memaparkan bagaimana proses kreatif mereka dalam membuat cerpen yang terdapat dalam buku itu. Banyak pula yang mengalami kebuntuan dalam proses penulisan. Namun, dari beberapa penulis itu mempunyai cara sendiri untuk menyikapi kebuntuan penulisannya. Tak heran, banyak peserta pula peserta yang ikut menuturkan kegelisahan saat mengalami kebuntuan menulis disaat sesi tanya jawab dibuka oleh moderator.
Begitu pula tutur Aryn, salah Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa STKIP PGRI Ponorogo Saat ditemui mengatakan, “bahwa kegiatan ini dapat menambah wawasan mahasiswa-mahasiswa yang belajar menulis. Pengalaman yang saya lalui ternyata dialami oleh mereka, yang karyanya ada di buku . Dia menambahkan, “Dan dari pengalaman mereka saya bisa menemukan jalan dari kebuntuan menulis itu.”
Heru Setiawan M. Pd selaku Wakil Ketua 3 bidang Kemahasiswaan menyampaikan kegiatan diskusi buku ini berharap agar kegiatan ini dapat terus eksis dan semakin banyak mahasiswa yang terlibat. “Harapannya, semoga mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo program studi apapun dapat terlibat untuk ngobrol dan diskusi di sini, dan semoga acara serupa dapat berkembang dan meluas ke masyarakat.” tambahnya.
Pewarta: Hera Trisiana Andamsari
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2018