Mahasiswa Kampus Literasi, Juara 2 Esai Tingkat Karisidenan Madiun
Ponorogo,- Kampus yang terletak di jalan Ukel. No 39 Kertosari Babadan Ponorogo tidak henti mencetak mahasiswa berprestasi. Julukan sebagai Kampus Literasi memang layak disematkan. Terbukti belum genap satu minggu empat gelar di raih mahasiswanya.
Aryn Dwi Handayani mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa menyabet dua gelar juara sekaligus. Juara 1 lomba Macapat dan 2 cipta baca geguritan lomba tingkat Karisidenan Madiun, Rabu (17/2/2021). Selang berapa hari, tim E-Sport Sastra Reborn berhasil menjadi juara 2 Dalam acara Festival Budaya Ekonomi 2021 yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ponorogo, Kamis-Jumat (11-12/2/2021).
Terbaru, Yeni Kartikasari menjadi juara 2 lomba esai dalam Gebyar Tarbiyah 2021 DEMA Fatik IAIN Ponorogo, (Senin 22/2/2021). Lomba dilaksanakan dalam dua tahap, seleksi naskah dan presentasi yang dilaksanakan melalui zoom.
Yeni, yang terbiasa menulis puisi mengaku sempat mengalami kesulitan dalam membuat esai. Berkat dorongan untuk terus belajar dan belajar. Esai yang berjudul Berguru Teknologi, Mahasiswa Penggerak Bukan Pencitraan selesai sesuai tenggang waktu.
“Tentu pertama rasa syukur dan berterima kasih kepada semua pihak, terlebih Pendamping Akademik yang memberikan doa dan semangat,” ujar mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu.
Lomba diikuti 25 perserta dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Karisidenan Madiun. Yeni, mengaku dari berbagai peserta yang mengikuti menjadi kesempatan untuk mengasah ketreampilan di bidang menulis esai. “Saya akan terus belajar lagi,” ujarnya kepada Humas STKIP PGRI Ponorogo.
Prestasi membanggakan itu mendapat apresiasi dari wakil ketua 3 bidang kemahasiswaan, Heru Setiawan, M.Pd. Pihaknya berharap raihan prestasi harus dijadikan tonggal untuk terus belajar dan terus belajar.
“Selamat dan sukses atas prestasi yang diraih. Ingat tetap rendah hati!,” tuturnya kepada tim Humas
Lain pihak, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Cutiana Widriastuti, M.Pd. Bercerita tentang mahasiswanya yang sempat ragu untuk mengikuti perlombaan tersebut.
“Setiap mahasiswa harus berani mengambil kesempatan, mencoba hal baru asalkan yang positif. Sehingga bakat dalam dirinya bisa terasah. Awalnya Yeni ini ragu untuk menulis esai, Krn biasanya dia fokus pada cipta dn baca puisi, tapi dengan ketekunan akhirnya membuahkan hasil,” uangkapnya.
Masa pandemi tidak menyurutkan semangat untuk berprestasi. Yeni, Aryn, dan tim E-Sport Sastra Reborn menjadi,” buktiknya. Justru pandemi letupan untuk berkreasi dan berprestasi. Red/ Agus_Humas
Previous