Sutejo Beri Pembekalan Literasi Digital pada Kepala Madrasah se-Kabupaten Ponorogo
Ponorogo,_Penetrasi internet di Indonesia tercatat 124,26 juta jiwa. Terbesar pengguna remaja usia 13-18 tahun yang mencapai 75 persen. Data yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ini akan terus bertambah seiring pembelajaran daring.
Literasi digital penting untuk membendung dampak negatif penyerta dari internet. Penting kehadiran seluruh pihak, baik orang tua, lingkungan dan utamanya lingkup pendidikan (sekolah). Untuk itu, pentingnya pemahaman akan literasi digital.
Dr. Sutejo, M.Hum dalam Bimtek Literasi di MTs N 1 Ponorogo menyatakan literasi digital adalah kemampuan dan wawasan seseorang dalam aspek pemanfaatan teknologi digital dan alat komunikasi. Terlebih, menurut lelaki pemenang menulis nasional itu. Kemampuan memilah dan memilih informasi yang sehat dan cermat wajib dimiliki era digital sekarang.
Ketua STKIP PGRI Ponorogo, Dr. Sutejo, M.Hum, pada (8/4) menyatakan beberapa kasus pencurian data pribadi melalui media sosial menjadi contoh nyata lemahnya literasi digital. Mudah terserang penyebaran hoax juga menjadi indikasi kurangnya literasi digital.
Lanjut Sutejo, peran sekolah dalam mendorong literasi digital sangat penting. Bagaimana pendidik menyampaikan informasi terdidik, baik lewat pembelajaran maupun non-pembelajaran. “Komponen sekolah wajib memahami hakikat akan pentingnya literasi digital,” ujar lelaki peraih tokoh inspiratif Jatim 2021.
Langkah sekolah mengadakan bimtek literasi digital dirasa tepat. Terlebih, peserta yang hadir kepala madrasah seluruh MTs Swasta di Ponorogo. Harapan Sutejo, informasi bisa segera tersampaikan kepada pendidik di masing-masing sekolah. “Tentu ini langkah cerdas untuk mendampingi anak di era digital saat ini,” tambahnya.
Meski dampak mengerikan terus mengintai, era digital juga memiliki keuntungan bagi sekolah. Akun media sosial bisa dimanfaatkan untuk media promosi dan branding sekolah. “Facebook, Twitter, youtube, dan lainnya menjadi ladang promosi yang murah dan interaktif,” ujar Sutejo. Website yang representatis, misalnya untuk wadah menulis siswa dan karya ilmiah lain jadi keuntungan lainnya, lanjutnya.
Kepala Pengawas Kemenang Kabupaten Ponorogo, Dr. Luluk mengapresiasi diadakan bimtek kepala madrasah MTs Swasta. Adanya bimtek literasi digital menjadi modal penting pendidik MTs khususnya di Ponorogo. Terlebih kini tengah menerapkan pembelajaran daring di masa pandemi, tuturnya.
Sementara Suhadi, kepala sekolah Hudatul Muda Jenes merasa beruntung mendapatkan pelatihan langsung dari praktisi literasi nasional seperti Pak Sutejo.
“Pak Tejo menyampaikan dengan gamblang jelas jenis literasi lain macam literasi baca tulis, literasi SAINS, dan literasi budaya. Senang sekali. Apalagi dapat hadiah buku menariknya,” ujarnya. Red/Agus_Humas