Tim LPPM Beri Pendampingan Menulis Artikel Ilmiah bagi Guru SMA Negeri 1 Sampung
Pelatihan kompetensi dan kerir guru dalam menulis artikel ilmiah sekaligus menjadi titik awal kerja sama yang dilakukan antara STKIP PGRI Ponorogo dan SMA Negeri 1 Sampung.
Ponorogo, Gerak literasi STKIP PGRI Ponorogo terus berkelanjutan. Sukses menyelenggarakan Sekolah Literasi Gratis 2, muhibah literasi, dan beberapa program lainnya. Rabu (23/06) tim LPPM Kampus Literasi menjadi pemateri dalam workshop peningkatan kompetensi dan kerir guru melalui publikasi ilmiah.
Workshop yang berlokasi di SMA Negeri 1 Sampung itu diikuti puluhan pendidik dari sekolah tersebut. Mereka secara seksama mengikuti pelatihan yang dipandu tim LPPM Kampus Literasi yang beranggotakan Dr. Sutejo, M.Hum, Adip Arifin, M.Pd, Edy Suprayitno, M.Pd, dan Ahmad Pramudiyanto, M.Pd.
Dr. Sutejo, M.Hum selaku ketua Kampus Literasi menyampaikan motivasi literasi untuk para guru. Lelaki yang gemar menulis itu mengajak para guru untuk membangun kebiasaan menulis. Menurutnya, membuat karya ilmiah harus dilandasi dengan kebiasaan menulis. Dianalogikan menulis itu seperti anak kecil latihan berjalan, orang bersepeda, dan pilot pesawat terbang.
“Menulis itu tidak sehari mahir, butuh proses dan waktu. Selayaknya anak kita dahulu hingga mampu berjalan,” pungkasnya memotivasi.
Pihaknya berharap para guru untuk kreatif dalam berkarya. Terwujud dari judul karya yang berbeda atau inovatif dari sebelumnya. “Judul bisa bervariasi, tidak hanya menggunakan kata peningkatan saja,” ujar Sutejo ketika melihat salah satu judul karya.
Sutejo juga menyinggung karakteristik dalam menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), diantaranya siklus hasil, penanda tindakan, serta berbasis persoalan yang dihadapi guru. Kebetulan karya PTK tersebut nantinya diubah menjadi karya ilmiah yang dapat dipublikasi ke jurnal ilmiah. Dalam kaitan publikasi, STKIP PGRI Ponorogo bersedia mengawal sampai karya selesai terpublikasi.
Tidak jauh berbeda, Adip Arifin, M.Pd menyinggung tentang penulisan judul karya ilmiah yang menarik dan disukai reviewer. Selain informatif, judul singkat, komunikatif, dan menggambarkan keseluruhan isi. “Harus diingat bapak/ibu, hindari kata-kata yang terkesan umum misalnya penelaahan, studi, pengaruh, hubungan, survie,” ujarnya.
Wakil Ketua 1 bidang akademik itu memberikan sejumlah contoh judul artikel ilmiah sebagai referensi untuk para guru. Pihaknya berharap sekian judul tersebut mampu dijadikan model dalam menulis. Selain itu, penekanan kata kunci atau keywords dan metode yang digunakan juga penting diperhatikan.
Workshop dengan hasil berupa publikasi jurnal disambut baik oleh Edy Suprayitno, M.Pd. Pasalnya STKIP PGRI Ponorogo juga memiliki jurnal Jurnal Bahasa dan Sastra, Jurnal Leksis, Jurnal Mentari, Jurnal Diwangkara, Salience Journal. Nantinya karya para guru-guru SMA Negeri 1 Sampung bisa dipublikasi di jurnal tersebut. “Harapannya semua bisa dipublikasi, tapi melalui reviewer dari internal kampus dahulu,” ujar wakil ketua 2 STKIP PGRI Ponorogo itu.
Pelatihan kompetensi dan kerir guru sekaligus menjadi titik awal dari kerja sama yang dilakukan antara STKIP PGRI Ponorogo dan SMA Negeri 1 Sampung. MOU kerjasama ditandatangani langsung oleh masing-masing ketua dari dua instansi pendidikan tersebut.
“Salah satu bukti dari pengamalan Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat. Tentu melalui bidang literasi yang memang menjadi fokus kami,” pungkas Ahmad Pramudiyanto, M.Pd. selaku ketua LPPM.
Red/Agus s_Humas