Mahasiswa Semester Empat, Memenangkan Empat Lomba Sekaligus
Ponorogo_ Prestasi membanggakan diraih mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo. Pasalnya, salah satu mahasiswanya berhasil memenangkan empat lomba sekaligus. Menariknya, tiga diantaranya bertaraf nasional dan satu di tingkat Jawa Timur.
Yeni Kartikasari ingat betul pesan motivatif dari Sutejo, salah satu dosen di kampus tercintanya. “Namun saya pertama kali mendengarnya dari Pak Edy. Kurang lebih pesan itu begini hidup yang tidak diperjuangkan adalah hidup yang tidak layak untuk dijalani,” tulisnya melalui pesan singkat WhatsApp.
Semenjak itu, Yeni panggilan akrabnya menanamkan betul di hati dan pikiran akan pesan tersebut. Ia semakin tertantang untuk terus menambah berbagai ilmu pengetahuan dan skill dalam dirinya. Sehingga, nantinya menjadi bekal dalam mengarungi kerasnya kehidupan. Ceritanya kepada tim humas STKIP PGRI Ponorogo.
Mahasiswi semester 4 itu mengaku aktif di media sosial. Aktif mencari berbagai lomba tentang literasi utamanya terkait puisi. Allhasil beberapa juara yang didapatkan berkat informasi di media sosial. Selain itu, Ia juga memiliki teman semacam grup WhatsApp yang memudahkan dalam mendapatkan informasi. Sama Halnya dengan empat lomba yang baru-baru ini Ia dapatkan. Semuanya bermula dari informasi di media sosial. “Era sekarang harus memanfaatkan media sosial secara baik. Sehingga, dampak positif bisa diperolehnya,” ujarnya.
Secara berturut-turut Yeni berhasil menjadi Juara 1 Lomba Cipta Puisi tingkat Nasional yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang, Juara 1 Lomba Cerpen Tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan HMJ PAI UIN SATU Tulungagung, Juara 2 Baca Puisi se-Jawa yang diselenggarakan Universitas Pekalongan, dan Harapan 3 Lomba Cipta Baca Puisi Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh HMJ PAI UIN SATU Tulungagung.
Menariknya, keempat juara diumumkan di bulan Agustus. Semacam berbah Agustus bagi mahasiswa Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Ponorogo itu. Ia mengaku kaget mampu memenangkan empat lomba sekaligus. Terlebih cangkupan lomba tingkat nasional dan Jawa Timur.
“Bersyukur, karena dalam menekuni kepenulisan saya masih minim membaca. Padahal pendukung utama harus menjadi pembaca yang giat,” pungkas Yeni.
Ia mengingat betul pesan Sutejo kala mengajar di kelas. Untuk menumbuhkan kebiasaan menulis dan membaca butuh lingkungan yang setara. Paling tidak berkumpul dan bergaul dengan penulis hebat. Beruntungnya di kampusnya (STKIP PGRI Ponorogo) Yeni mendapatkan itu semua. Di ajar dosen yang telah berkarya dan memenangkan sejumlah penghargaan menulis. Selain itu, kampusnya juga mendukung penuh kegiatan-kegiatan yang bernuansa literasi.
Sekolah Literasi Gratis (SLG) misalnya, kegiatan yang menghadirkan tokoh-tokoh literasi nasional. Menjadi ajang untuk berguru dan menuai pengalaman dari para pemateri. Ia bisa bertatap langsung dan bertanya seputar literasi dari pakarnya, ceritanya kepada tim humas.
Meskipun memenangkan sejumlah penghargaan, Yeni tidak berpuas diri. Ia terus haus akan ilmu dan menggali potensi yang dimiliki dalam diri. Selain itu, ketika lulus dari STKIP PGRI Ponorogo, ada tambahan bekal yang bisa saja jadikan untuk menebar kebermanfaatan dan mengajarkan kepada orang lain, ungkapnya.
Red/Agus S_Humas