Wujudkan Mahasiswa Handal Menulis, Kampus Literasi Gelar Ngaji Nulis
Ponorogo_ Suasana perkuliahan mahasiswa baru STKIP PGRI Ponorogo tanpa berbeda, pada (Selasa, 28/21). Graha Saraswati yang bersebelahan dengan ruang dosen nampak ramai kehadiran mahasiswa sore itu. Mereka duduk berjarak sembari memegang alat tulis masing-masing. Sesekali pandangan tertuju pada teman di sebelahnya. Empat orang di depan telah bersiap untuk memulai kegiatan. Tidak lama, Sutejo membuka perkuliahan dengan memberikan motivasi kepenulisan.
Banyak orang beranggapan menulis sebagai seperangkat bakat. Tidak heran banyak yang mengeluh “Tidak punya bakat nulis.” Sutejo menepis anggap itu, bakat tidak ada kaitan dengan menulis. Melainkan hasil dari latihan berulang secara konsisten. Hingga menemukan kemahiran dalam berkarya, tuturnya.
Lelaki yang menjabat ketua STKIP PGRI Ponorogo itu menganalogikan kemahiran menulis seperti anak belajar bersepeda. Terjatuh berkali-kali tanpa takut memulai kembali untuk mencoba. “Jika saat itu terhenti tidak akan bisa naik sepeda,” pungkasnya.
Pihaknya begitu marah jika menemukan seseorang yang mengagungkan teori menulis. Terlebih banyak belajar teori tetapi tidak ada hasilnya. Padahal menulis membutuhkan latihan dan latihan sedangkan teori nomor dua. “Kalau belajar teori kapan menulisnya?”.
Sutejo, Pernah menjumpai seseorang yang setiap kali bertemu mengutarakan niat untuk menulis. Banyak ide dan gagasan yang manis untuk dituliskan. Ujung-ujungnya bilang tidak ada waktu, karena terlalu sibuk dengan rutinitas sebagai tenaga pengajar. “Sama itu hanya menganggap dengan menulis itu bakat,” sidir lelaki yang gila baca dan menulis itu.
Mahasiswa baru tahun tahun 2021 memiliki sejumlah prestasi baik bidang literasi maupun di bidang lainnya. Sangat disayangkan jika prestasi tersebut tidak ditindaklanjuti dan dipoles. Salah satu bentuk dukungan mengembangkan potensi itu dengan dengan mengadakan kegiatan literasi.
Sutejo lantas menggagas kegiatan yang diberi nama ngaji nulis. Sedianya kegiatan itu dilaksanakan setiap seminggu sekali. Tepatnya hari jumat, dengan menghadirkan sejumlah pemateri yang telah berkarya dan berprestasi di bidang literasi.
“Ngaji nulis konsepnya memiliki kesamaan dengan Sekolah Literasi Gratis (SLG) dahulu. Bedanya, peserta sementara yang hadir sementara dari mahasiswa,” ujar Sutejo.
Ngaji nulis pertemuan pertama menghadirkan Peni Nurhidajati, M.Pd. Seorang guru, penulis, dan pemenang lomba tingkat nasional. Sosoknya dikenal baik di Ponorogo maupun luar Ponorogo. Ia juga pernah mengabdi di wilayah Indonesia Timur, tepatnya Papua.
Menumbuhkembangkan literasi untuk mahasiswa baru memang menjadi prioritas Sutejo dan kampus STKIP PGRI Ponorogo. Sejumlah mahasiswa telah berkarya, bahkan ada yang memiliki buku bertema motivasi (Ikhsanudin). Ada juga yang memenangkan lomba menulis cerpen tingkat Se-karesidenan Madiun. Nantinya bisa menularkan mahasiswa lain paling tidak untuk berkarya, cerita Sutejo.
Sapta Nur Wahyudin menyampaikan, meskipun kegiatan dihadiri mahasiswa. Peserta dari luar masih bisa mengikuti melalui media sosial kampus. “Bersama tim humas kami siapkan live streaming di Youtube STKIP PGRI Ponorogo,” pungkasnya. Nantinya materi juga diunggah di website kampus. Sehingga, siapapun dengan mudah untuk membaca dan dijadikan media untuk belajar.
Heru Setiawan wakil ketua tiga bidang mahasiswa menyambut baik kegiatan ngaji nulis. Seakan kerinduan akan Sekolah Literasi Gratis (SLG) segera terobati. Terlebih nantinya bisa mencetak mahasiswa yang handal di bidang menulis.
“Kabar baik tentunya bagi mahasiswa. Menjadi modal bagi mahasiswa dalam menyusuri dunia perkuliahan terlebih di bidang kepenulisan,” tambahnya.
Red/Agus S_Humas