Bertema Bujang Ganong, Antarkan Mahasiswa Kampus Literasi Juara Fotografi IMBASADI 2021
Ponorogo_ Sebanyak dua puluh kali Aryn Dwi Handayani harus take foto. Beberapa gaya pun dicoba, namun tetap belum sesuai yang diinginkan. Harapan, Aryn bersama sahabatnya Adittiya Fatkhurohman dan Miya Aliful Lutfiana selesai dalam satu jam. Nyatanya harus selesai hingga lima jam. Mulai habis magrib selesai pukul sepuluh malam.
Tidak hanya itu, Miya Aliful Lutfiana sebagai model sejak sore sudah mempersiapkan. Menggunakan baju kebaya, sanggul dan perlengkapan pendukung lainnya. Tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Terlebih harus menunggu hingga 20 kali pemotretan dengan pakai kebaya lengkap.
Aryn mengaku sungkan harus dilakukan berulang. Meskipun Miya Aliful Lutfiana sebagai teman satu Prodi di kampusnya. Foto selesai, tidak lantas tugas berakhir. Ia bersama dua sahabatnya harus memilah dan memilih foto yang bagus. Terkadang harus melakukan take ulang dengan gaya yang sama untuk menghasilkan foto terbaik.
“Kami sampai dijemput orang tua, karena hingga malam belum pulang,” cerita Aryn.
Perjuangan Aryn bersama kedua rekannya terbayar. Lomba fotografi yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Daerah Se-Indonesia (IMBASADI) di UNS. Delegasi STKIP PGRI Ponorogo berhasil menjadi juara harapan 1 dalam kategori lomba fotografi.
Cagar Budaya menjadi tema utama dalam gelaran IMBASADI tahun 2021. Setiap delegasi Perguruan Tinggi diberikan kebebasan eksplorasi tema. Meskipun bertema cagar budaya, Aryn mengaku bimbang dalam menentukan konsep foto. Ponorogo sendiri memiliki cagar budaya cukup banyak, tidak mungkin hanya mengambil satu objek semata, jelas Aryn.
Dalam konsepnya menginginkan objek budaya yang belum begitu familiar, namun sudah dikenal. Dengan begitu, hasil foto akan bernilai edukasi kepada masyarakat. Sekaligus mempromosikan budaya yang ada di tanah kelahirannya.
“Ada dua lokasi sebenarnya, tapi kami memilih bujang ganong,” ungkapnya kepada tim Humas STKIP PGRI Ponorogo.
Dalam foto yang dinobatan sebagai juara harapan 1, Miya Aliful Lutfiana sebagai model bergaya dengan bujang ganong. Lantas tidak memakainya seperti pada umumnya. Melainkan dipegang dan menatapnya. Tidak hanya itu, ada garis cahaya (light painting) yang bergelombang dengan paduan asap tipis yang seakan mengepul.
Light painting tidak sekedar hiasan, melainkan ada makna yang tersirat. “Seakan denyut menandakan semangat perjuangan dalam melestarikan budaya, tutur Aryn.
Menjadi juara harapan 1 lomba fotografi memiliki kesan spesial bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa STKIP PGRI Ponorogo itu. Pasalnya, baru pertama kali mengikuti lomba foto. Lebih-lebih bertaraf nasional. Meskipun menyukai dunia foto, Ia tidak sepenuhnya mendalami ilmu fotografi. Hanya sekadar menyukai semata.
“Walau konsep sudah matang, tapi tidak menduga sama sekali dapat meraih juara,” ujarnya.
Fitriana Kartika Sari selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa mengapresiasi prestasi tersebut. Pihaknya merasa bersyukur dan bangga kepada mahasiswanya.
“Kami harap capaian ini semakin memotivasi para mahasiswa untuk selalu memiliki semangat berprestasi,” ujarnya kepada tim humas.
Secara terpisah, Heru setiawan wakil ketua 3 bidang mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo. Merasa bahagia atas prestasi mahasiswanya. Terlebih, dalam gelaran IMBASADI di UNS Solo tidak hanya juara harapan 1 fotografi. Melainkan, juara 2 cipta baca berbahasa daerah, juara 2 cover lagu daerah, juara harapan 3 LKTI, serta juara harapan 3 podcast.
“Sungguh luar biasa. Lima lomba yang diikuti semuanya juara,” ungkapnya bangga.
Red/Agus_Humas
Next