Merawat Estafet Kepenulisan
Ponorogo— Organisasi adalah ladang mahasiswa untuk berekspresi dan sebagai bentuk energi ekspresi yang positif, kemarin (30/10) Himpuan Mahasiswa Penulis yang menjadi salah satu organisasi unggulan kampus literasi STKIP PGRI Ponorogo telah merayakan pergantian pengurus baru. Bertempat di Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo, acara yang bernuansa resmi itu telah menambatkan Ruly Riantiarno, mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia angkatan tahun 2020 sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan.
Ruly sapaan akrabnya, terpilih berdasarkan keputusan yang tepat lantaran kiprahnya dalam dunia kepenulisan sudah tidak diragukan. Pasalnya, lelaki yang juga menjadi pegiat literasi di Komunitas Kamar Kata Karanganyar dan mendirikan sebuah klub buku bernama Rusamenjana di Ponorogo ini telah melahirkan karya-karya fenomenal, diantaranya Kumpulan Cerpen Cakrawala Gelap (Nomina, 2018), Terminal (Nomina, 2019), Novel berjudul Tidak Ada Kartu Merah (Penerbit Buku Kompas, 2019) dan Kalah (Rua Aksara, 2020).
Menariknya, suasana haru turut menyelimuti prosesi pelantikan pegurus Himpunan Mahasiswa Penulis Periode 2021/2022. Diiringi lagu nasional Syukur ciptaan Husein Mutahar, pengucapan ikrar yang dipimpin Ruly tampak begitu sakral. Sutejo, selaku ketua STKIP PGRI Ponorogo kemudian berpesan bahwa dengan literasi mahasiswa dapat menjadi penggerak dalam peradaban dan kehidupan yang lebih baik. Pihaknya membekali pengurus baru dengan istilah sepasang sayap kehidupan, yaitu sayap membaca dan sayap menulis.
“Anak-anakku, menulis adalah sebuah jalan yang berliku, bukan sebuah jalan lurus bertabur bunga. Menulis adalah sebuah proses panjang, ketika hari ini saudara dilantik sebenarnya baru memasuki pintu kehidupan yang sesunggunya. Ketahuilah bahwa berkarya itu tidak ditentukan tempat, tetapi ditentukan oleh tempat tersuci dalam jiwa. Maka bukalah mata hati itu sehingga bisa melihat bahwa membaca dan menulis adalah kewajiban,” tuturnya.
Dihadapan seluruh tamu undangan yang dihadiri oleh seluruh civitas akademika STKIP PGRI Ponorogo dan alumni Himpunan Mahasiswa Penulis STKIP PGRI Ponorogo dari berbagai angkatan. Rangkaian acara yang dibarengi dengan bicang proses kreatif bersama sastrawan Indonesia, Arafat Nur juga mengundang riuh tepuk tangan. Pasalnya sastrawan yang baru-baru ini memenangkan sayembara novel yang diadakan oleh penerbit Diva Press dengan judul Dunia Kecil Yang Riuh, juga merupakan dosen STKIP PGRI Ponorogo.
“Tegaklah dan bukalah kelapangan dadamu, tunjukkan bahwa kita sebagai mahasiswa dari pendalaman Ponorogo akan mengubah Indonesia. Jangan berbangga dalam berkarya tetapi menunduklah dalam berkarya karena disitulah punck tesuci dari kekaryaan. Sebab berkarya itu melukiss pesona,” pungkas Sutejo.
Sementara Ruly menganggap bahwa menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Penulis merupakan sebuah tantangan karena pihaknya meyakini bahwa jalan kepenulisan adalah jalan proses tanpa henti. Menurutnya organisasi Himpunan Mahasiswa Penulis barangkali dapat menjadi sebuah tempat untuk saling belajar dan hal-hal lain sesuai dengan janji pelantikan yang sama-sama telah diucapkan.
Secara terpisah, Dendi Catur Wicaksono yang menjadi demisioner ketua umum Himpunan Mahasiswa Penulis Periode Tahun 2019/2020 turut memberikan harapan untuk kemajuan organisasi mahasiswa tersebut.
“Semoga dengan kepemimpinan yang baru, dapat membawa amanah dengan lebih baik. Selamat berproses dan berprogres di organisasi,” ucapnya.
Pewarta:
Yeni Kartikasari
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2019
1 Komentar pada Merawat Estafet Kepenulisan