Dongeng Tobi Cerdik antarkan Lorient Menang Lomba Mendongeng
Akhir tahun 2021 menjadi momen indah bagi civitas akademika STKIP PGRI Ponorogo. Kali ini kabar gembira datang dari Lorient Meyse Hidayanah, mahasiswa Pendidikan Guru PAUD (PG PAUD). Dalam acara Festival Gebyar Tarbiyah Nasional tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Fatik IAIN Ponorogo, Lorient berhasil menjadi juara harapan II lomba mendongeng tingkat nasional.
Ada 26 peserta dari beragam kampus se-Indonesia yang mengikuti ajang lomba ini. Lorient mengaku mendapatkan informasi terkait lomba ini dari Rifa, Kaprodi sekaligus dosen PG PAUD. Sejak pembukaan pendaftaran lomba (29 Oktober – 15 November 2021) hingga pelaksanaan lomba secara virtual, Lusy (Dosen PG PAUD) membimbing Lorient dengan telaten dan penuh kesabaran. Lusy mengumpamakan mendongeng merupakan wujud kasih sayang. Oleh sebab itu, menurutnya dibutuhkan cinta untuk menulis naskah hingga membacakan dongeng pada anak kita kelak.
Lorient menulis cerita fabel berjudul “Tobi Cerdik, Serigala Bergidik”. Dongeng ini berkisah tentang anak domba kecil yang bernama Tobi dan kawan domba lainnya. Tobi kecil prihatin dengan penduduk desa yang kekurangan air sebab sungai mulai surut. Setelah mengumpulkan keberanian untuk menyelidiki, Tobi mengetahui penyebabnya adalah batu besar yang menggelinding dan membendung sungai. Namun, situasi ini dimanfaatkan oleh para serigala untuk membohongi penduduk desa. Mereka mengatakan jika yang membendung adalah kawanan serigala. Jika penduduk ingin aliran sungai kembali, maka penduduk harus menukarnya dengan domba sebagai santapan serigala. Dengan kecerdikan dan keberanian Tobi, ia berhasil menggagalkan rencana serigala dengan mengubah domba-domba berukuran paling besar menjadi harimau dengan menggosok tubuh domba dengan tanah merah. Ini yang menyebabkan para serigala ketakutan. Akhirnya penduduk desa bekerjasama memecahkan masalah air yang tersumbat.
“Ide menulis dongeng ini, saya dapatkan dari diskusi dengan teman mahasiswa, teman guru dan dosen. Saya memerlukan beberapa sudut pandang agar dongeng ini bisa dikatakan bagus untuk diceritakan. Hal ini juga membantu saya untuk mengerucutkan tema yang hendak saya ambil, sudut pandang penceritaan, dan karakter tokoh.” tutur Lorient.
Meskipun panitia lomba membebaskan tema dongeng. Lorient memilih cerita fabel lantaran dekat dengan kehidupan anak. Selain itu, ia mengaku ingin memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang uji kemampuan mendongeng.
“Menurut saya, jika saya ingin mendapatkan ilmu baru, maka saya harus mengukur terlebih dahulu kemampuan saya. Lomba ini menjadi tolok ukur saya, apakah saya sudah layak mendongeng di depan anak-anak atau belum.” tambah Lorient.
Lorient membutuhkan waktu sehari untuk menulis naskah. Lantaran mendongeng ia ibaratkan sebagai passion, perempuan ini mengaku tidak menemui banyak kendala dalam mengikuti lomba ini. Baik dalam penulisan naskah maupun tahap mendongeng, ia bisa menikmati proses lombanya. Perempuan ini lebih suka memahami isi cerita dari pada menghapalkan dongeng yang ia tulis sendiri.
“Keberhasilan Mba Lorient sebagai juara mendongeng tidak lepas dari peran dosen pembimbing (Ibu Lusy Novitasari, M.Pd). Sebelum mengikuti lomba, Ibu Lusy memberikan banyak masukan terkait trik-trik mendongeng. Penilaian saya secara pribadi, Mba Lorient memiliki semangat yang luar biasa untuk selalu belajar.” tutur Rifa.
Rifa sebagai Kaprodi menambahkan akan terus mendukung setiap kegiatan mahasiswa untuk mengembangkan potensi di bidang apapun. Ia merekomendasikan Ibu Lusy sebagai pembimbing lantaran pengalaman beliau sebagai pengampu mata kuliah Praktik Seni Mendongeng.
“Kemenangan adalah suatu hal yang membanggakan dan patut untuk diapresiasi. Mendongeng adalah sebuah keterampilan dan wujud kasih sayang. Hal itu yang saya tanamkan ke mahasiswa PG PAUD STKIP PGRI PONOROGO. mengasah keterampilan mendongeng didasari karena kasih sayang kepada anak didik akan membuat sempurna kegiatan mendongeng itu sendiri. Semoga setelah ini, semakin banyak mahasiswa-mahasiswa kita yang gemar mendongeng.” tutur Lusy
“There is no specific person to be admired. Everyone is inspiring.” beginilah jawaban Lorient ketika ditanya tokoh pendongeng yang dikagumi. Sambil tersenyum, ia juga berharap teman-teman memanfaatkan kesempatan menjadi mahasiswa untuk berkarya.
“Sesuai dengan motto hidup saya. Hiduplah dengan ikhlas dan bahagia. Jika kamu ikhlas menjalankan peranmu saat ini, maka tidak ada alasan untuk tidak bahagia. Jika kamu ikhlas menjadi mahasiswa, you will enjoy it! Ayo semangat! Jangan lupa manfaatkan peluang untuk mengembangkan diri!” tandas Lorient. [] Red/ Sapta_Humas
1 Komentar pada Dongeng Tobi Cerdik antarkan Lorient Menang Lomba Mendongeng