Kesenian Jaranan Turonggo Mayang Djambe, Sambut Mahasiswa KKNT
Suara gamelan terdengar bertalu-talu, berirama, ketika mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) STKIP PGRI Ponorogo memasuki lapangan Dusun Tosari Desa Munggung, Pulung, Ponorogo, Senin (24/1). Gerakan lincah dan meliuk-liuk penari pun tampak memesona. Mereka adalah komunitas ‘I Love Pulung’. Komunitas tersebut menggelar seni pertunjukkan jaranan.
Pertunjukkan Jaranan Turonggo Mayang Djambe, tamsilnya penyambutan hangat masyarakat Desa Munggung terhadap kehadiran peserta KKNT 2022 dari ‘Kampus Literasi Indonesia’. Para karang taruna bekerja sama dengan komunitas reog menunjukkan salah satu kesenian tradisional Jawa Timur.
“Pastinya kaget, kami mengira ada acara. Rupanya memang acara penyambutan untuk kami,” ungkap haru salah satu peserta KKNT, Wildan Doni.
Sebagai orang yang kebetulan suka seni dan musik, suara gamelan cukup akrab bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2019 ini. Adapun, pertunjukkan jaranan dibingkai dengan beberapa atraksi dan penari jaranan. Konon para penari tidak sadarkan diri. Penari akan mengejar-ngejar orang di sekitaran tempat pementasan. Orang tersebut adalah mereka yang menggodanya.
“Kami sudah mempersiapkan jauh hari. Pertunjukkan ini sekaligus ucapan selamat datang,” ungkap Imam Mahfudin, Kepala Desa Munggung saat memberikan sambutan.
Pihaknya menambahkan, pagelaran ini menunjukkan warisan budaya. Gelar budaya sebagai hiburan masyarakat. Sementara itu, dari karang taruna, Agus menuturkan doa semoga mahasiswa KKNT dari STKIP PGRI Ponorogo mampu melaksanakan program kerja secara baik. Masyarakat Desa Munggung siap bekerja sama. Tentunya, hadirnya mahasiswa menambah ilmu baru bagi masyarakat.
Risqi Kurniansyah, Ketua KKNT Desa Munggung, mengaku senang luar biasa. Pada kesempatan itu pula, pihaknya mengungkapkan permohonan izin selama satu bulan ke depan melakukan kegiatan di Desa Munggung.
“Izinkahlah kami belajar bersosial dengan masyarakat Desa Munggung. Kami akan membaur dengan masyarakat, sekaligus berbagi ilmu yang kami dapat dari hasil belajar di bangku kuliah,” permohonan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2018 itu.
Pihaknya, juga mengenalkan kelompok anggota terdiri dari 14 mahasiswa dari beragam jurusan, seperti mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Jawa, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.
Edy Suprayitno, dosen sekaligus pendamping lapangan mengingatkan, kesuksesan sebuah program kerja tidak terlepas campur tangan semua pihak. Koordinasi, segalanya. “Jangan sungkan meminta masukan dari Kepala Desa!” jelasnya.
Pembukaan KKNT selesai. Suara gamelan kembali mengalir bersama angin meramaikan suasana siang hingga menjelang Maqrib.
Pewarta: Hera Trisiana A.
Editor: Suci Ayu Latifah