Lestarikan Budaya Lewat Pagelaran Drama
Ponorogo – Terik panas ternyata tak menyurutkan langkah mahasiwa STKIP PGRI Ponorogo untuk berduyun-duyun mendatangi Graha Saraswati. Pasalnya pada kemarin, Senin (10/01) tengah diadakan sebuah pertunjukan pentas seni berupa pagelaran drama. Pentas seni tersebut dimeriahkan oleh mahasiswa dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pendidikan Bahasa Jawa angkatan 2019. Pagelaran drama itu merupakan luaran dari mata kuliah apresiasi drama yang diampu oleh Pak Suprapto.
Pentas seni yang diselenggarakan senin itu menampilkan tiga pertujukan drama. Drama pertama memiliki tajuk ‘Takdir’. Drama itu dimaikan oleh Yeni yang berperan sebagai sosok ‘Takdir’, Khawalia berperan sebagai seorang guru, Afis berperan sebagai murid, Ma’ruf sebagai pejabat, lalu Zaki berperan sebagai seorang petani. Ke empat pemeran dengan latar belakang yang berbeda-beda itu semua memiliki kesengsaraan dan masalahnya masing-masing, semua saling menyalahkan dan berujung dengan menggugat takdir. Drama itu berisikan sebuah pesan, bahwa tak selamanya semua adalah salah takdir. Tangan-tangan manusia pun bisa menjadi sebab atas nasib dan permasalahan hidup seseorang.
Drama kedua bertajuk ‘Cempaka Putih’. Drama ini mengusung tema percintaan. Mochammad Arif Muzaki bermain sebagai seorang pemuda yang tergila-gila dengan perempuan yang bernama Rukmini. Rukmini merupakan anak kyai yang telah dijodohkan. Sakit hati karena ditolak, Aji yang diperankah oleh Zaki pun menggunakan pelet untuk membuat Rukmini takluk dengannya. Singkat cerita semua berjalan sesuai rencana, tapi di akhir kisah Aji harus menanggung akibat dari perbuatannya. Cinta yang berlandaskan nafsu dan menghalalkan segala cara itu akhirnya malah membinasakannya.
Drama yang ketiga pun tak kalah menarik. Mengambil latar kerajaan, drama yang berjudul ‘Kidung Asmara’ itu membawa warna tersendiri dari dua drama sebelumnya. Dewi Ambarwati yang diperankan oleh Fanda Risma Rokhmatun Nikmah mahasiswi prodi PBJ memainkan perannya dengan total. Dipasangkan dengan Sigit Kurniawan yang berlakon sebagai Bayu Aji, mereka sukses membuat baper para penonton.
Ketiga drama itu dimainkan secara apik dan menarik. Sorak-sorai penonton menambah semarak dan riuh langit-langit Graha Saraswati siang itu. Pak Suprapto dalam wawancaranya dengan teman HMP (Himpunan Mahasiswa Penulis) mengatakan bahwa acara pentas seni tersebut merupakan bagian dari cara untuk melestarikan budaya. Terlebih pegelaran drama tersebut diiringi oleh musik gamelan ala-ala musik dalam acara perwayangan. Beliau juga menuturkan bahwa “Urip iku urup” yang artinya hidup itu harus menyala. Menyala yang dimaksud adalah berperan dan berkontribusi. Bahwa sering kali kita menuntut kehidupan agar memberi kita sesuatu, selalu meminta. Tapi, sebenarnya saat kita hidup itu adalah saat di mana kita harus berguna dan memberi kontribusi sebanyak-banyaknya.
“Tantangannya kalau buat kelompokku adalah menghafal naskah biar bisa menjiwai peran dengan baik, sama ngepasin dengan musik,” tutur Yeni Kartikasari pemain drama ‘Takdir’ saat ditanya tentang tantangan dalam pembuatan drama tersebut.
Di sisi lain ia juga mengatakan bahwa persiapan untuk drama tersebut secara serius baru ia lakukan dengan teman-temannya selama satu pekan saja. Kesan yang ia dapatkan dari pengalaman tersebut sangat menyenangkan.
“Banyak nilai-nilai positif yang dapat diambil. Pesannya, semoga pementasan ini menjadi tradisi di STKIP PGRI Ponorogo yang dapat diselenggarakan setiap tahun guna menumbuhkan kreativitas dan melestarikan budaya khususnya,” tutup Yeni dalam wawancara tersebut.
Hal itu juga dirasakan oleh Rilla Shofiya mahasiswi prodi PBSI angkatan 2021, ia menegaskan bahwa pagelaran drama tersebut sangat menggugah jiwa dan hati. “Baru kali ini menonton sebuah drama langsung, dan ditampilkan oleh kakak tingkat angkatan 2019. Acara ini sangat menghibur, dan juga memberi nilai kehidupan. Pagelaran drama ini pun bisa menjadi contoh saat nanti di semester selanjutnya,” ujar Rilla. []
Pewarta: Ikhsanudin, Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2021
Next