Cakap Literasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Pulung
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Ponorogo telah melepas ratusan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) 2022 di Kecamatan Pulung periode Januari-Februari.
Ketua STKIP PGRI Ponorogo, Sutejo mengatakan, memasuki minggu ketiga sudah banyak program kerja yang dihelat. Mahasiswa secara aktif menggandeng pemerintah desa untuk menyukseskan seabrek program yang disusun. Tentu program pemberdayaan masyarakat berbasis literasi, mulai dari literasi baca-tulis, sains, digital, hingga budaya dan kewarganegaraan.
“Mahasiswa terjun langsung ke lapangan membantu program pembangunan desa, seperti pembuatan gapura dan penanaman bunga di pintu masuk desa. Kegiatan tersebut merupakan salah satu praktik literasi kewarganegaraan,” tuturnya, Minggu (13/2)
Literasi sebagaimana brand kampus digadang-gadang menyalurkan energi positif perubahan. Masyarakat Kecamatan Pulung semangat mengangkat potensi-potensi desa lewat promosi media sosial. Agus Setiawan, humas STKIP PGRI Ponorogo melihat antusias masyarakat saat pihaknya bersama Sapta Arif Nur Wahyudin, Ardian Pitra, mengisi materi pembuatan konten kreatif. “Sampai minggu ini, kami telah keliling desa menularkan semangat literasi digital. Desa Banaran, Wagir Kidul, dan Singgahan sudah kami suntik peka literasi digital.”
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan salah satu pemuda di Desa Banaran sudah memiliki akun YouTube. Hanya saja isi kontennya bukan tentang desa dan potensi-potensinya, melainkan cover lagu. Oleh karena itulah, bersamaan workshop pembuatan konten kreatif (3/2) para pemateri menggugah pemanfaatan digitalisasi sebagai media promosi wisata hingga industri kreatif masyarakat.
Program KKNT 2022 berbingkai literasi telah dihelat oleh delapan kelompok yang tengah mengabdi di Kecamatan Pulung. Yatim Nur Cahyono, Ketua Kelompok 3 mengungkapkan, mahasiswa di Desa Wagir Kidul turut berpartisipasi dalam kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Dasar dan Madrasah Diniyah. Selain itu, juga bimbingan belajar di luar jam sekolah.
Serupa, juga dilakukan KKNT di Desa Banaran, selain bimbingan belajar, keempat belas mahasiswa gagas ‘Rumah Literasi’. “Kami menyiapkan berbagai jenis buku usia anak-anak. Di sela-sela itu, kami juga mengisi ‘Rumah Literasi’ lewat mendongeng,” ungkap Elysa Tri Nur, mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.
Cutiana Windri Astuti selaku Tim Monitoring Evaluasi mengungkapkan, semua kelompok KKNT aktif lewat program-program kerja. Arimami, mahasiswa KKNT Desa Pomahan, melatih nembang Jawa kepada pelajar SD dan karawitan untuk warga desa.
“Yeni Kartikasari juga mengajar kelas jurnalistik di salah satu Sekolah Dasar Singgahan. Kemudian, Hera Triana dari posko Desa Munggung mendampingi pelajar dalam cipta-baca puisi. Ada lagi, Lorient Meyse melatih bercerita, ” ceritanya, saat dihubungi lewat telepon.
“Ada dua anak yang kami dampingi. Mereka akan maju ke ajang Porseni tingkat SMP/MTs tahun 2022,” ungkap Hera, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Di lain pihak, Adip Arifin, Wakil Ketua I Bidang Akademik STKIP PGRI Ponorogo mengapresiasi beragam program mahasiswa. Dosen Bahasa Inggris itu menuturkan, program-program mahasiswa merepresentasikan visi dan misi lembaga, khususnya literat. Tema pemberdayaan masyarakat berbasis literasi sangat relevan dengan konteks kekinian. Pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat sebagai mitra menjadi kata kunci dalam setiap kegiatan di lapangan. Maka dalam setiap kegiatan, selalu ada partisipasi dan kontribusi masyarakat, pemerintah desa, instansi, bahkan komunitas warga lokal. Hal ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat telah sesuai program yang direncanakan.
Hal serupa, juga disampikan Rohmad Arkam, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Desa Karangpatihan. Pihaknya menyampaikan, 70 persen program kerja mahasiswa sudah terlaksana. Namun, ada beberapa kegiatan kemasyarakatan yang belum maksimal, seperti yasinan. Mahasiswa terkendala medan dan cuaca.
“Program mahasiswa setiap kelompok bervariasi. Kegiatan yang dilakukan melampaui bayangan saya. Misalnya, memerah susu sapi, ziarah makam, hingga turut mendongkrak perekonomian masyarakat melalui pasar krempyeng,” tutur Suprapto, DPL Desa Banaran.
Pihaknya berharap, KKNT sebagai salah satu representasi Tri Dharma Perguruan Tinggi membawa dampak positif bagi mahasiswa. Mereka mendapat banyak pengalaman hidup bermasyarakat. “KKNT tahun ini, mantap.” []