Pasar Krempyeng: Ajang Memperkenalkan Kuliner Khas Desa Singgahan
Ponorogo – Minggu (6/2) pemerintah Desa Singgahan menggelar kegiatan pasar krempyeng, salah satu program bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. Bertempat di depan Balai Desa Singgahan, acara dimulai pukul 07.00 WIB. Dalam kegiatan bertajuk ‘Pasar Krempyeng Murah Rezeki’ tersebut hadir ibu-ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Singgahan, perangkat desa, masyarakat sekitar, dan mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo.
“Kami senang bisa terlibat dalam kegiatan seperti ini. Kegiatan yang akan berlangsung dua jam ini akan memberikan pengalaman dan pelajaran baru bagi kami,” tutur Sriyatin, salah satu mahasiswa KKNT Desa Singgahan.
Untuk menyukseskan program pasar krempyeng ini, Pemerintah Desa dan anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Singgahan mengangkat produk-produk lokal UMKM. Terdapat beberapa produk unggulan dalam kegiatan pasar krempyeng ini, seperti: bothok iwak kali, mendut, lenjongan (jajanan tradisional yang terdiri dari cenil, utri, gethuk, sawut, jadah, klepon yang dikemas di satu tempat), dan minuman tradisional. Khususnya lenjongan dan bothok iwak kali merupakan produk khas Desa Singgahan yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
“Dengan adanya pasar krempyeng dapat membantu kami memenuhi kebutuhan makanan maupun kebutuhan rumah tangga. Selain itu, saya juga senang dapat turut memeriahkan kegiatan ini, dan ikut bangga memiliki produk-produk lokal khas Desa Singgahan,” ujar Tutik, salah satu pengunjung pasar krempyeng Desa Singgahan.
Hal serupa juga dirasakan Okta, salah satu warga yang menjual hasil olahan masakan. Pihaknya merasa senang karena diberi kesempatan untuk mengenalkan dan mengembangkan produk-produk miliknya yang menjadi khas Desa Singgahan. “Program pasar krempyeng ini turut membantu mengangkat UMKM yang ada di Desa Singgahan,” tambahnya.
Pasar krempyeng ini memang masih berjalan dua kali, namun penyelenggaraan pasar seperti ini sebenarnya sudah pernah dilakukan secara mandiri oleh Desa Singgahan, semacam bazar dan pasar ramadhan. Bahkan sudah pernah menjadi 10 penampil terbaik pasar ramadhan di tahun 2021. Ibu-ibu PKK adalah aktor utama di balik itu semua.
“Saya berharap adanya pasar krempyeng ini dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat Desa Singgahan untuk bangkit dari keterpurukan pasca pandemi,” ungkap Elisa, selaku ketua PKK Desa Singgahan.
Sesuai dengan namanya, ‘krempyeng’ yang dalam bahasa Jawa berarti keramaian sesaat. Tepat pukul 09.00 WIB acara pasar krempyeng ditutup. Senam bersama menjadi penanda berakhirnya kegiatan tersebut. Tak lupa, masyarakat Desa Singgahan dibantu oleh mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo melakukan bersih-bersih bersama sebagai acara puncak.
Pewarta/ Aryn Dwi Handayani
Editor/ Sri Wahyuni