Persaudaraan di Setiap Gigitan Nastar
Di lantai itu tergelar tikar sederhana berisi sejumlah peralatan membuat kue nastar, lengkap dengan bahan-bahannya. Pernak-pernik tersebut dikelilingi oleh seorang ibu paruh baya dan sembilan gadis. Mereka asyik berkutat dengan aktivitas masing-masing, sambil sesekali lempar senyum dan saling tanya.
Ada yang mengupas nanas untuk dibuat selai, memecah telur, menakar lalu mencampur adonan, mengelap wadah, dan menyiapkan oven. Sembilan gadis tersebut adalah mahasiswi Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) STKIP PGRI Ponorogo yang sedang belajar membuat kue nastar kepada Katiyah, istri Kepala Dusun Selodono, Desa Karang Patihan, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
“Kebetulan beliau memiliki pengalaman membuat kue nastar,” tutur Qurrotu A’yuni, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Angkatan 2019.
Mahasiswa yang biasa disapa A’yuni ini, mengaku pernah membuat nastar. Ibunya pernah ikut pelatihan membuat kue tersebut. Pengalaman yang diketahui Ayuni pun dipraktikkan bersama Katiyah dan teman-temannya. Adapun tujuan kegiatan ini untuk menambah wawasan dan keterampilan memasak terutama membuat kue nastar.
Nastar merupakan hidangan yang senantiasa ada ketika Lebaran. Kue yang biasanya berbentuk bulat mungil berwarna kuning ini diberi isian berupa selai nanas. Kadangkala, ada yang dihiasi taburan keju di atasnya. Kue ini banyak digemari masyarakat. Siapapun akan ketagihan dengan rasa manis-gurih serta kelembutan di setiap gigitannya.
Berlatar di kediaman Katiyah, pemilik posko KKNT Kelompok 5 para mahasiswi semangat membuat kue nastar. Pertama, mereka menyiapkan beberapa bahan yang diperlukan. Di antaranya, tepung terigu, telur, margarin, butter, gula halus, vanili, susu, dan nanas. Setelah bahan siap semua, Katiyah pun mulai menunjukkan keahliannya. Dengan sabar Katiyah mengarahkan para mahasiswi KKNT untuk membuat kue nastar.
Cara pembuatan kue nastar cukup mudah. Pertama, tuangkan butter, margarin, gula halus, kuning telur ke dalam adonan. Selanjutnya, tuangkan susu bubuk, vanili, dan tepung terigu ke dalam adonan, lalu aduk adonan hingga kalis. Setelah itu, ambil sedikit demi sedikit adonan dan bulatkan sambil agak ditekan. Jika sudah, berikan isian selai nanas dan dibentuk menjadi bulat sempurna. Jangan lupa olesi adonan dengan kuning telur dan ulangi hingga dua kali. Terakhir, masukkan adonan ke dalam oven/microwave dan panggang dalam suhu 150°C hingga berwarna keemasan. Untuk hasil yang lebih mantab, taburkan parutan keju di atasnya.
“Saya senang bisa mendampingi para mahasiswi KKNT dalam pembuatan kue nastar ini. Selain untuk mengisi waktu luang juga bisa mempererat persaudaraan. Harapan saya kegiatan ini bisa dipraktikkan di lingkungan masing-masing setelah kegiatan KKNT ini selesai,” ungkapnya.
Sementara itu, Alfi Nafira Dewayanti, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Angkatan 2019 mengatakan bahwa kegiatan belajar membuat kue nastar selain menambah wawasan dan keterampilan juga dapat mempererat rasa persaudaraan antara sesama mahasiswi dan mempererat silahturahmi dengan Katiyah selaku tuan rumah.
“Kegiatan ini bukan sekadar kegiatan. Saya merasa semakin dekat dengan teman-teman KKNT lainnya. Meskipun satu kampus tapi kami berbeda-beda jurusan. Dan, perbedaan itu disatukan oleh kue nastar,” tambah Riska Nur Antika, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Jawa Angkatan 2019.
Kegiatan yang berlangsung dua jam itu berakhir pukul 16.00 WIB. Pelatihan membuat kue nastar itu diakhiri dengan makan kue nastar ditemani secangkir teh manis sambil berbincang-bincang terkait pengalaman pembuatan kue nastar yang baru saja mereka lakukan. Hal ini mereka lakukan untuk mengingat kembali resep yang diajarkan Katiyah. Harapannya, ketika pulang nanti mereka bisa menerapkannya lebih-lebih membagikannya kepada orang lain. []
Pewarta: Naning Setiani
Editor: Sri Wahyuni