Sukseskan Pasar Krempyeng Dorong Perekonomian Desa Bekiring
Kali itu (6/2) lapangan Desa Bekiring, Pulung, Ponorogo tampak lain dari hari biasanya. Lapangan yang biasanya lengang ini dipenuhi oleh masyarakat Desa Bekiring. Sekelompok ibu-ibu berbusana merah-merah menggerakkan tubuhnya mengikuti irama musik. Dari kejauhan tampak semangat mereka berkobar. Sorak-sorak kegirangan tampak dari raut wajahnya.
Sementara itu dari sudut lapangan beberapa warga memasuki lapangan bersama anak-anak mereka, kerabat, hingga tetangga. Di bawah langit yang tidak terik masyarakat dari berbagai usia bergumul menjadi satu. Mereka berbondong-bondong turut memeriahkan pasar krempyeng yang dihelat oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko lewat segenap perangkat Desa Bekiring.
Kemeriahan sekaligus keseruan di pasar krempyeng digelar guna meningkatkan hasil usaha masyarakat. Pada kesempatan ini masyarakat menggelar hasil panen, menjajar berbagai jajanan tradisonal, dan pernak-pernik lainnya. Menggandeng mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) STKIP PGRI Ponorogo di Desa Bekiring, pasar krempyeng berjalan lancar. Semua elemen masyarakat turut berpartisipasi dengan melakukan transaksi jual-beli.
“Dari pihak desa memberikan semacam doorprise bagi masyarakat Desa Bekiring yang melakukan pembelian minimal Rp. 20.000. Mereka akan mendapatkan sejenis tiket atau lotre,” ungkap Farah Hayatan Lillah, salah seorang mahasiswa KKNT, saat diwawancarai.
Oleh karena itulah, perihal menarik setiap stan di lapangan seluas kurang lebih ukuran sepak bola itu diberikan tiket. Tiket itu nantinya akan diberikan ke pembeli yang memenuhi target di atas Rp. 20.000.
Tidak saja di lapangan Bekiring, di desa lain di Kecamatan Pulung pasar itu juga dihelat. Berdasarkan informasi, kegiatan ini diusung oleh Bupati Ponorogo sebagai ajang meningkatkan hasil usaha masyarakat di Ponorogo, khususnya Kecamatan Pulung.
Terlepas itu, pada kesempatan itu pula, kreativitas mahasiswa tidak kalah. Mahasiswa KKNT menunjukkan karyanya berupa umbul-umbul. Mochhammad Arif Muzaqi, Ketua Kelompok KKNT, mengungkapkan umbul-umbul yang berkibaran di sekitaran lapangan merupakan karya mahasiswa ‘Kampus Literasi Indonesia’. Para mahasiswa melakukan penyablonan, kemudian memasang umbul-umbul sebagai penanda kegiatan. Selain itu, juga membantu pembuatan tiket dan doorprise.
“Di masyarakat kita, bendera atau pun umbul-umbul sering sekali dijadikan penanda,” tambahnya mahasiswa gondrong itu.
Selain, senam kemudian pameran tradisional, kesenian Jaranan Thek turut meramaikan suasana. Suara gamelan terdengar menggelegar menyambut Jaranan Thek beraksi. Para warga antusias menonton pertunjukkan kesenian itu. Ungkap Kepala Desa Bekiring, Agus Santoso hadirnya Jaranan Thek di tengah-tengah kegiatan pasar krempyeng menjadi warna tersendiri. Masyarakat antusias lantaran semenjak ada musibah Covid-19 pertunjukkan kesenian stagnan. Karena itu, ini menjadi kesempatan kami dan masyarakat menikmati kesenian daerah.
“Kami tetap mengedepankan protokol kesehatan supaya semuanya aman dan berjalan lancar,” ungkap Agus. []
Pewarta: Evy Nurviana
Editor: Suci Ayu Latifah
Next