Tanam Bunga: Tanda Cinta dan Kenang-Kenangan untuk Desa Karangpatihan
Ponorogo – Pagi itu suasana di rumah Ladi terlihat berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Sejak pagi suara riuh sudah menghiasi rumah Kepala Dusun Selodono itu. Sudah tiga pekan rumah itu ditempati mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo. Hari itu (13/2), semua mahasiswa KKNT akan melakukan tanam bunga di gapura masuk Desa Karangpatihan. Gapura itu terletak di jalan raya Pulung-Sooko tepatnya di Dusun Selodono.
“Awal kedatangan kami di desa ini disambut oleh gapura masuk desa yang begitu megah. Gapura itu baru dibangun. Namun, sayang belum ada tanaman ataupun bunga yang menjadi penghiasnya. Karenanya, kami menyusun program kerja tanam bunga di sekitar gapura,” ungkap Ma’ruf Abidtulloh selaku ketua kelompok.
Tepat pukul 08.00 WIB, tiga belas mahasiswa berangkat satu per satu menuju lokasi. Semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan diangkut menggunakan mobil pick up. Mulai dari pupuk kandang, polybag, cangkul, sabit, hingga bibit bunga. Semua anggota turut berpartisipasi untuk mengumpulkan alat dan bahan. Di samping itu, mahasiswa juga menggandeng perangkat desa dan karang taruna sebagai mitra untuk mengumpulkan semua kebutuhan.
“Kami membawa lima karung pupuk kandang, polybag 20 buah, dan beragam jenis bibit bunga seperti apotik hidup, peneduh jalan, dan tanaman hias,” tutur Suryanto, salah satu mahasiswa KKNT.
Penanaman bunga di pintu masuk desa Karangpatihan merupakan salah satu program kerja KKNT Desa Karangpatihan. Gagasan ini mendapat persetujuan langsung dari Ladi, Kepala Dusun Selodono. Pihaknya mengapresiasi program kerja mahasiswa tersebut. “Gapura itu baru saja dibangun pada akhir 2021. Saya nekat mengusulkan pembangunan gapura itu supaya masyarakat mengetahui lokasi desa Karangpatihan. Pintu masuk itu masih minim bunganya, jadi dengan adanya program kerja mahasiswa KKNT bisa menambah kesan keindahan desa Karangpatihan, ungkap Ladi.
Dengan panduan Kepala Dusun, para mahasiswa terlihat sangat antusias menanam bunga. Mula-mula mereka membersihkan rumput liar dengan cangkul dan sabit. Setelah bersih lalu mereka meratakan dan menata tanah agar terlihat rapi dan mudah untuk ditanami bunga. Dilanjutkan menggali lubang, menanam bunga, dan memberinya pupuk. Tak lupa, menyiramnya. Mereka memanfaatkan air di sekitar gapura untuk menyegarkan tanaman yang baru ditancapkan. Terakhir, mereka menata dan merapikannya agar terlihat keindahannya.
“Di antara kami ada yang baru kali ini memegang cangkul, sabit, maupun pupuk. Namun, saya lihat teman-teman melakukannya dengan sungguh-sungguh. Mereka menanam bunga dengan penuh cinta. Apalagi besok hari kasih sayang. Semoga bunganya tumbuh subur seperti cinta kami,” kelakar Ahmad Abdullah Sajad, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2018.
Kegiatan tanam bunga di pintu masuk desa Karangpatihan bertujuan untuk menambah keindahan gapura. Keindahan itu diharapkan mampu menambah kegagahan bangunan gapura. Selain itu, tentu saja untuk meninggalkan kenang-kenangan bagi masyarakat desa Karangpatihan. Penanaman bunga itu menjadi tanda, mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo pernah mengabdi di Karangpatihan.
“Ini adalah tanda cinta dan kenang-kenangan dari kami untuk Desa Karangpatihan. Semoga bermanfaat bagi masyarakat desa,” tutur Yeli Eka Wati, mahasiswa KKNT Desa Karangpatihan.
Pewarta/ Naning Setiani Editor/ Sri Wahyuni