Wuri Rahayu, Keputusan yang Benar
“Bersama ayah, saya keliling Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan untuk mendaftar sekolah. Hampir satu bulan menjelajahi kampus-kampus di sana tidak ada satu pun membuat jatuh cinta. Lalu, kepikiran keluar dari Kalimantan, memilih ke Jawa. Setelah beberapa pertimbangan, kampus STKIP PGRI Ponorogo adalah tujuan saya,” cerita Wuri Rahayu, warga Muara Komam, Paser, Kalimantan Timur yang sepuluh tahun lalu memutuskan kuliah di Pulau Jawa.
Saat dihubungi via telepon, Rabu (13/7/2022) istri dari Nanang Eko Saputro baru saja sampai ruang kantor guru. Hari itu dirinya mengajar mata pelajaran bahasa Inggris kelas VIII di MTsN 3 Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. Wuri bercerita, kampus yang terletak di jalan Ukel Kertosari Babadan adalah pilihannya. Selama kurang lebih empat tahun, Ponorogo adalah saksi pendakian masa depan menjadi tenaga pendidik. Kala itu, dirinya memilih program studi bahasa Inggris angkatan 2012. Setelah lulus tahun 2016, ia kembali ke tanah kelahiran mengabdikan diri. Perempuan kelahiran 1994 itu mengajar di SMK PGRI Muara Komam.
“Tulisan Pencetak Guru Profesional menarik saya menjatuhkan keputusan. Saya cari informasi terkait kampus tersebut, kemudian mendaftarkan diri,” alasan Wuri kala itu.
Keputusan lanjut sekolah dan hidup mandiri di Pulau Jawa benar—tidak sia-sia. STKIP PGRI Ponorogo berhasil mengantarkannya menjadi tenaga pengajar. Berbekal ilmu dan pengalaman selama kuliah mantap dipraktikkan di dunia pendidikan. Bahkan, tidak malu dirinya sering bertanya kepada dosen terkait permasalahan-permasalahan di kelas. Tidak saja mengajar, anak dari pasangan Sunarti dan Sujino ini juga menjadi guru les privat. “Saya menikmati hari-hari bersama para pelajar. Mereka yang beragam membuat saya tidak berhenti belajar. Seketika, saya ingat ucapan dosen-dosen di kampus perkenalan dan pertemuan dengan pelajar serupa olahraga jantung. Sekali pun mereka anak-anak Kalimantan, saya perlu mendalami mereka dengan detail dan sabar.”
Dua tahun mengajar di sekolah kejuruan, di tahun 2018 perempuan berparas cantik ini mengikuti tes CPNS di Lingkungan Kementerian Agama Kalimantan Selatan. Kemulusan berpihak pada Wuri. Ia lolos dan diterima di MTs N 3 Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan setelah mengikuti rangkaian tes dan pemberkasaan.
“Syukur pantas saya ucapkan. Sekali pun jauh dengan tempat mengajar suami, garis hidup sudah ditetapkan Tuhan. Suami saya bekerja di Kalimantan Timur. Kira-kira kami perlu menelan perjalanan 40 kilometer untuk bertemu,” ungkap ibu dari Nawira Dyah Maheswari.
Bergabung dengan 72 guru di tempat baru sempat timbul kecemasan dalam hati Wuri. Diamanahi mengajar kelas VII dan VIII membuat kepercayaan dirinya down. Pasalnya, lembaga pendidikan yang ditempatinya sekarang merupakan salah satu madrasah terfavorit di kota Banjarmasin. “Dukungan suami dan orang-orang terdekat membangkitkan semangat saya. Pengalaman belajar di kampus sarjana menjadi bekal menghadapi para pelajar baru.
Saat mengingat momen sepuluh tahun lalu, Wuri berbangga diri. Keputusan setelah mengalami kebimbingan lanjut sekolah benar. Keputusan tersebut mengantarkannya hingga hari ini. Dirinya berterima kasih kepada dosen-dosen STKIP PGRI Ponorogo telah membukakan peluang besar terjun di dunia pendidikan. “Cita-cita saya menjadi guru. Guru yang membantu memberi pemahaman materi kepada pelajar. Sebab, proses belajar saya juga dibantu oleh guru-guru sejak SD hingga kuliah.”
Pewarta: Suci Ayu Latifah_Humas