Cerdas Berselancar di Dunia Digital
Dewasa ini, dunia internet diibaratkan pisau bermata dua. Satu sisi bisa memberikan keuntungan. Sisi lainnya bisa menjadi racun yang merongrong mental dan jiwa. Pentingnya edukasi di ranah tersebut disadari betul oleh panitia OSMA tahun 2022. Oleh sebab itu, mereka mengundang tim Humas STKIP PGRI Ponorogo untuk menyampaikan materi Literasi Digital: Cerdas Berselancar di Dunia Digital.
Bertempat di Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo (15/9), ratusan mahasiswa baru mengikuti materi dengan khidmat. Sapta mengisi sesi pertama dengan mengenalkan tim Humas. Pada kesempatan ini, Sapta mengatakan siap membantu mahasiswa untuk berkembang. Tim humas mengelola media sosial dan website kampus serta lensasastra.id. Kedua website tersebut telah memiliki pengunjung yang banyak setiap harinya. Di kesempatan ini, Sapta memperlihatkan statistik kunjungan website www.stkippgriponorogo.ac.id yang telah mencapai lebih dari 1.000 kunjungan setiap harinya.
“Selain itu, kampus kita juga memiliki lensasastra.id. Media ini, sudah dikenal luas. Silakan cek sastrawan sekaliber Raudal Tanjung Banua, Kiki Sulistyo, Yuditeha, Benny Arnas, dan masih banyak lagi, pernah termuat karyanya di lensasastra.id.” tutur pria yang juga produktif dalam menulis cerpen ini.
Materi kedua disampaikan oleh Agus. Pada kesempatan ini, Agus menyampaikan materi tentang “Potensi dan Ancaman di Era Digital”. Staf Humas yang produktif menulis artikel populer ini mengatakan, sebenarnya kita sudah telanjang di dunia digital sejak meng-instal aplikasi dari play store.
“Kita sudah telanjang sejak mengizinkan suatu aplikasi mengakses data pribadi kita. Seperti e-mail, galeri, hingga kontak.” tutur Agus.
Agus menyampaikan pentingnya menjaga data pribadi ketika terjun di dunia digital. Dia membagikan tips untuk menjaga data keamanan pribadi. Pertama, hindari mengunggah data pribadi di media sosial, seperti nama lengkap, alamat, sekolah, dan nomor telepon. Kedua, ingat dan simpan password untuk diri sendiri. Ketiga, pastikan log out atau keluar setiap masuk ke dalam aplikasi atau website tertentu. Keempat, waspada jika berkomunikasi dengan orang baru. Dan terakhir, patuhi batas umur pengguna suatu platform. Di akhir sesinya, Agus mengingatkan pentingnya mengaktifkan verifikasi dua langkah setiap akun di media sosial.
Materi ketiga disampaikan oleh Ardian mengangkat topik “Think Before Posting”. Di awal materinya, dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini mengajak peserta untuk mengenal kosa kata yang lazim digunakan di media sosial.
Menurut Ardian, media sosial seperti pisau bermata dua. Bagi mereka yang bijak memanfaatkan bisa mendatangkan keuntungan. Namun, tidak jarang pula yang justru tidak sadar bahwa dirinya sudah diracuni oleh konten-konten yang bersliweran di media sosial. Untuk itulah, dosen yang aktif menjadi pewara profesional ini berpesan pentingnya menyaring konten yang harus diberi interaksi.
“Think before posting! Telaah sebelum unggah. Kata kuncinya itu untuk bijak bermedia sosial.” ungkapnya.
Di akhir sesinya, Ardian memberikan tips serta memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya melalui konten-konten digital. Menurutnya, tidak perlu menjadi public figure untuk memulai menjadi content creator. Yang dibutuhkan, kepekaan, strategi, dan kerja keras.
“Kami tentu mendukung mahasiswa yang berpotensi atau yang ingin berkembang melalui dunia digital. Yang terpenting, mereka harus peka dan sadar akan proteksi diri mereka sebelum terjun. Kami percaya dengan adanya materi ini, bisa merangsang dan memotivasi mahasiswa untuk mulai memanfaatkan media sosialnya.” ungkap Heru, Wakil Ketua III bidang mahasiswa saat diwawancarai selepas acara. []
Pewarta: Sapta Arif/ Humas