Meski dari Pacitan, Shofie Azizah Gali Cerita Sejarah dan Budaya Ponorogo
Esai Kota Tempat Bersatunya Energi Spiritual dan Jasmani yang ditulis Shofie Azizah, lolos kurasi dan mendapat kesempatan berjejer bersama naskah-naskah pemenang. Mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo itu menceritakan naskahnya menduduki juara II Lomba Menulis Essay yang diselenggarakan oleh Menyapa Rindu Event 15.
“Semenjak kuliah, saya tinggal di Ponorogo. Ide mengangkat tulisan tentang keunikan cerita dan budaya Ponorogo adalah saran dari dosen kampus. Saya tertarik dan mencoba menggali sumber-sumber ungkap terkait,” Shofie kepada Tim Humas, Sabtu (31/12).
Asli warga Pacitan, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris ini berusaha keras mencari referensi-referensi tentang Ponorogo dari berbagai sumber, seperti internet, media sosial, tanya teman, dan konsultasi dengan orang-orang yang paham budaya. Alasannya mengangkat tulisan tersebut untuk 9 masyarakat luas, setiap daerah memiliki keragaman dan keunikan yang harus dihargai.
Keberagaman bagi putri dari pasangan Alm. Asroti-Suyati, bukanlah sesuatu yang dibuat-buat. Masyarakat percaya terhadap mitos-mitos. Juga tempat-tempat wisata, seperti wisata religi dan wisata alam yang harus dilestarikan. Tidak boleh merusak atau melakukan hal-hal dengan tujuan negatif.
Setelah tulisan selesai, gadis kelahiran 28 Agustus 2000 tidak langsung mengirim ke panitia. Dirinya, lantas membaca-baca sambil mengedit tulisan supaya lebih enak dan dapat dipahami pembaca. “Saya mengirim tulisan ke dosen Bahasa Inggris, Bu Ratri. Beliau membaca dan memberikan masukan. Saya mencerna, mengedit, dan membaca lagi. Sekiranya sudah puas, tulisan saya kirim.”
Melalui esai garapannya, Shofie banyak mencantumkan cerita sejarah dan budaya di kota Ponorogo. Seperti makam Batoro Katong, makan Muhammad Hasan Besari, gunung Dloko di Balong, Air terjun Coban Lawe di Pudak, Telaga Ngebel, dan lainnya. Juga, cerita, sejarah, dan mitos Desa Mirah dan Golan yang tidak bersatu karena mendapat kutukan dari Ki Ageng Honggolono. “Suka dan semakin tahu tentang Ponorogo. Pandangan saya tentang budaya semakin terbuka,” ungkap mahasiswa semester satu ini. []
Pewarta: Suci Ayu Latifah/ Tim Humas.
Previous