Penutup Tahun Bahagia, Aulia Febrianti Raih Predikat Penulis Terbaik Cipta Puisi
Bulan Desember menjadi momen bahagia Aulia Febrianti, mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo. Dirinya diumumkan sebagai ‘penulis terbaik’ dalam ajang lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Peositas. Setelah berkali-kali mengikuti lomba menulis, baru kali ini mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini lolos.
“Tahu dari media sosial. Saya cari-cari info lomba menulis. Alhamdulillah tiga puisi yang saya kirim dilirik oleh para juri,” ungkap gadis kelahiran 20 Februari.
Lomba yang diselenggarakan penerbit buku PT Zona Media Mandiri, Tasikmalaya, Jawa Barat menjadi catatan prestasi gadis kelahiran 2004 ini. Saat diwawancarai via WhatsApp oleh Tim Humas Kampus Literasi, Aulia menceritakan proses menulis puisi.
Dirinya, meluangkan waktu malam hari untuk menulis puisi. Putri dari sepasang Mulyono-Sumartin, mencoba merangkai kata-kata, sehingga purnalah tiga puisi berjudul Semburat Cinta, Renjana, dan Sajak untuk Negeriku.
Puisi Renjana berisi tentang cara manusia menciptakan kebahagiaan. Bagi Aulia dalam puisinya, kehidupan mengajarkan bahwa kebahagiaan itu diciptakan, bukan dicari. Sejauh mana kita mencari kebahagiaan kita akan bertemu dengan kesedihan. Karena itu, dirinya menulis manusia bisa menciptakan kebahagiaan dari hal-hal kecil yang membuat hidup lebih berwarna.
“Kebetulan tema puisinya bebas, saya menulis puisi Sajak untuk Negeriku beraroma nasionalisme, yaitu tentang peran pemuda. Sebuah perjuangan setelah merdeka yang harus dijaga oleh kita para pemuda bangsa. Sebab, kemerdekaan tidak bisa didapatkan dengan mudah penuh perjuangan dan pengorbanan. Maka, tugas pemuda bangsa adalah menjaga kemerdekaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Pemuda harus mampu berkorban dengan berbagai keadaan demi menjaga tanah air. Lalu, puisi terakhir Semburat Senja tentang cinta yang putus di tengah jalan,” cerita mahasiswa semester satu ini.
Gagal berkali-kali mengikuti lomba menulis tidak menggugurkan motivasi Aulia bisa menulis. Dirinya terus belajar dan banyak berlatih menulis, tentunya juga membaca. “Tulisan puisi saya adalah kata-kata dalam pikiran. Saya menuangkan ide lewat puisi, juga tulisan lain.” []
Pewarta: Suci Ayu Latifah/Tim Humas.