Sapta Arif Beberkan Rahasia Menulisnya di Tilik Proses Kreatif Bulan Ziarah Kenangan
Ponorogo (26/12) Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo kembali meriah dengan acara Tilik Proses Kreatif. Acara Tilik kali ini membahas buku Bulan Ziarah Kenangan karya dosen, humas Kampus Literasi, sekaligus penulis dari Ponorogo, Sapta Arif.
Mulanya acara itu dibuka dengan obrolan santai tiga mahasiswa, Yeni Kartikasari, Solu Erika Herwanda, dan Bagus Tri Aji Pamungkas. Tiga cerpen Sapta dalam buku Bulan Ziarah Kenangan menjadi perbincangan 3 mahasiswa itu di antaranya, Bulan Ziarah Kenangan, Jam Klasik yang Ritmis, dan Ikan Salmon.
Tiga cerpen itu dirasa paling membekas bagi tiga mahasiswa itu. Sapta sendiri menyebutkan pada saat memulai proses Tilik, bahwa dirinya melahirkan cerpen-cerpen itu hasil dari obrolan ayah mertuanya yang kebetulan penulis berprestasi dari Ponorogo, membaca artikel dari koran, dan mengamati tetangga komplek perumahan di lingkungan kediamannya.
Dr. Sutejo, M.Hum dosen yang juga Pembina Himpunan Mahasiswa Penulis (HMP) dalam sambutannya menyampaikan bahwa karya-karya Sapta itu lahir dari obrolan-obrolan ringan di rumah. Apalagi cerpen berjudul Sulastri, itu memang ada di komplek perumahan tinggalnya.
“Jadi ada perempuan yang orang-orang bilang itu gila karena duduk di bawah pohon malam-malam, tapi setelah kami dekati dia tidak gila. Justru dia sering mendoakan anaknya sesuai salat malam,” pungkasnya.
Dalam kegiatan Tilik Proses Kreatif ini Sapta membeberkan rahasia menulisnya, yakni dengan jatuh cinta pada menulis terlebih dahulu. Dengan jatuh cinta akan menggerakkan tubuh untuk terus menulis dan menulis. Pendapat Sapta Arif ini sekaligus menjawab pertanyaan Ndaru Cahyono saat itu, “Apa yang menyebabkan Bapak jatuh cinta dengan literasi dan berkarya?”. Pihaknya juga menambahkan bisa jatuh cinta karena ia tak mungkin menjadi seperti sekarang tanpa menulis.
Usai acara Tilik Proses Kreatif, sore itu seluruh peserta menjadi saksi langsung atas dilantiknya pengurus HMP yang baru oleh ketua STKIP PGRI Ponorogo Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I.
Pewarta: Aqshal Ananda Rafi
Penyunting: Solu Erika Herwanda