Aksara Festival Semarakkan Akhir Tahun 2022
Bulan Desember telah sampai di penghujung kalender. Sore itu, Jumat (30/12) Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo dipenuhi oleh para dosen dan mahasiswa. Aksara Festival yang terdiri dari tiga rangkaian kegiatan; lomba cipta cerpen, lomba baca puisi, dan acara puncak digelar meriah. Sebuah upaya menyemarakkan akhir tahun dengan aroma literasi yang kuat.
Acara yang dibersamai dengan perayaan Hari Ibu Nasional itu, dibuka dengan lagu-lagu bernuansa kepahlawanan sosok orang tua. Dipandu oleh Donna Setiya Wiguna dan Viki Triana Dewi, acara dimulai pukul 17.00 WIB dengan antusias luar biasa. Diiringi lagu berjudul “Bertaut” karya Nadin Amizah, Manar Mustakim memberikan persembahan lewat alunan suara yang memikat pendengarnya.
Ahmad Nur Ismail, Ketua STKIP PGRI Ponorogo memberikan tanggapan hangat mengenai acara tersebut. Pihaknya mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari aktualisasi mengasah potensi diri yang dimiliki oleh mahasiswa. Aksara Festival dapat menjadi wadah untuk perwujudan mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo yang memiliki potensi untuk terus diasah dan dikembangkan.
“Terima kasih kepada seluruh Panitia yang telah menyelenggarakan Aksara Festival tahun 2022. Saya ucapkan selamat dan sukses untuk para pemenang kategori Baca Puisi dan Cipta Cerpen dalam Aksara Festival yang diselenggarakan oleh Hima Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tahun 2023 akan diadakan kembali kegiatan yang sama skala nasional dengan melibatkan Hima Prodi PBSI dari perguruan tinggi swasta dan negeri seluruh Indonesia,” tambahnya.
Harapan senada datang dari Heru Setiawan, Wakil Tiga Bidang Kemahasiwaan. Pihaknya menuturkan bahwa kampus mendukung penuh kegiatan yang menggerakkan literasi dengan bentuk dukungan moral maupun material. Hal ini merupakan wujud apresiasi kampus terhadap kegiatan Aksara Festival sebagai wadah untuk pengembangan diri serta potensi yang ada pada mahasiswa.
“Ini adalah kegiatan awal untuk kegiatan selanjutnya. Tahun depan harus mampu menyelenggarakan untuk tingkat nasional,” tegasnya.
Sementara, Cutiana Windri Astuti yang menjadi Pembina Himaprobsi Aksara STKIP PGRI Ponorogo melayangkan harapan besar pada Aksara Festival selanjutnya untuk membuka peluang bagi mahasiswa eksternal kampus dan SMA/SMK/MA yang sekaligus dapat menjadi ladang peningkatan nama STKIP PGRI Ponorogo menjadi perguruan tinggi yang diminati banyak orang.
“Tiga tahun lalu, kampus ini telah saya pilih untuk dijadikan masa depan dengan segala impian dan harapan. Dan lewat Himaprobsi Aksara, barangkali kawan-kawan mahasiswa juga memiliki impian serupa. Ini peluang bagi yang menginginkan belajar organisasi dan mengasah minat bakatnya,” ucap Yeni Kartikasari, ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Sebagai kampus literasi, STKIP PGRI Ponorogo telah memberikan kesempatan bagi mahasiswanya untuk berlatih berkarya khususnya dalam dunia kepenulisan. Melalui event dan sayembara yang kerap didapatkan mahasiswa lewat berbagai sumber informasi cukup sering menuai banyak prestasi, diantaranya; Juara 1 Lomba Cipta Puisi Festival Mursal Eisten tingkat Internasional (2022), Juara 1 Lomba Cipta Cerpen Festival Mursal Eisten tingkat Internasional (2022), Juara 2 Lomba Cipta Cerpen Festival Mursal Eisten tingkat Internasional (2022), Juara 2 Lomba Baca Puisi Pekan Bahasa dan Sastra tingkat Nasional (2022) dan lain-lain.
Acara puncak Aksara Festival yang dirangkai dengan penampilan 6 finalis lomba baca puisi dan lomba cipta cerpen setingkat mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo, diisi dengan pengumuman kejuaraan. Sapta Arif sebagai perwakilan juri penulisan cerpen dalam laporan pertanggungjawabannya mengungkapkan jika peserta sudah berupaya mengeksplorasi tema lomba dengan cara masing-masing. Sehingga mampu memunculkan ide yang bagus. Namun, para peserta masih perlu mendapatkan bimbingan yang tepat, serta etos kerja yang baik dari diri sendiri.
“Semangat mereka perlu diapresiasi,” ungkap Sapta Arif, dosen dan penulis muda STKIP PGRI Ponorogo.
Sedangkan Lusy Novitasari sebagai perwakilan juri lomba baca puisi memberikan evaluasi bahwa hal yang paling ditekankan dalam penilaian adalah penghayatan peserta terhadap puisi yang dibacakan. Menurutnya, peserta belum sepenuhnya memahami atau mengetahui jalan cerita dari puisi yang diapresiasi.
“Ketika seseorang paham akan makna atau alur yang ada dalam puisi maka vokal dan yang lainnya akan mengikuti sehingga mudah mudah diterima dan terlihat lebih indah,” ungkapnya.
Dibacakan oleh Ruly Riantiarno, penulis kumpulan cerpen “Gelanggang Maaf”, diumumkan pemenang untuk setiap tangkai lomba. Cabang lomba cipta cerpen secara berurutan juara 1 hingga 3 adalah Anis Muawanah (PBSI 2022), Nosa Retno Palupi Utami (PBSI 2022), dan Nur Imaniyah Purnama (PBSI 2022), sementara cabang lomba baca puisi secara berurutan juara 1 hingga harapan 3 adalah Ardonna Melandika (PBJ 2021), Vina Yuliana (PG PAUD 2021), Anis Muawanah (PBSI 2022), Lailatul Khusnul Khatimah (PBSI 2021), Adelya Wulandari (PBSI 2022), dan Adit Priyanto (PBSI 2022).
“Keterkaitan saya untuk mengikuti lomba baca puisi ini adalah sebagai bentuk kecintaan terhadap sastra, dan dengan mengikuti lomba ini adalah sebagai wujud kecintaan saya,” ucap Ardonna, peraih juara 1 lomba baca puisi.
Disusul oleh Vina Yuliana yang menyabet juara dua dalam baca puisi, pihaknya mengaku berlatih hanya satu malam saja sebelum pementasan. Ia mengaku telah berlatih sekuat tenaga lantaran tidak menyangka akan masuk ke babak final.
Selanjutnya, Anis Muawanah yang menyabet dua kejuaraan sekaligus turut memberikan kesannya. “Saya tertarik mengikuti lomba ini adalah untuk pengembangan diri, menambah relasi dan mengasah kemampuan saya dalam mengolah kata. Selama tiga hari saya membuat cerpen ini,” tuturnya.
Dikalungkan medali dan diberikan sejumlah uang pembinaan dan sertifikat, para pemenang tampak menunjukkan kelegaannya lewat foto bersama yang menjadi sesi pungkasan acara. Menyongsong akhir tahun, acara begitu semarak. Lintang, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melantunkan lagu berjudul “Ibu” karya Iwan Fals, ketika Yeni Kartikasari, perwakilan panitia Aksara Festival memberi kejutan pada Cutiana Windri, pembina Himaprobsi Aksara sekaligus Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dari kejauhan, cahaya api pada lilin bergerak-gerak tertiup angin. Lilin ditiup, ucapan terimakasih atas dedikasi terhadap kampus dan secara simbolis mewakili sesosok ibu memburai rasa haru di hati penonton. Musik kembali dilanjutkan, lewat lagu “Titip Rindu Buat Ayah” karya Ebied G. Ade, Hariadi Daru Wijaya mengantarkan seluruh penghuni Graha Saraswati diluapi riuh tepuk tangan. []
Pewarta: Riska Nurcahyanti dan Nikmatul Liliyah N.F.
Editor : Yeni Kartikasari