Mahasiswa dan Dosen Prodi PBJ STKIP PGRI Ponorogo Terbitkan Antologi Crita Cekak
Istiqomah menggeluti dunia literasi, para mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa (PBJ) dan dosen STKIP PGRI Ponorogo menerbitkan buku Antologi Crita Cekak “Sasmita ing Bumi Wengker” Desember 2022 lalu. Serdaniar Ita Dharmina, M.Pd, dosen PBJ menerangkan, buku tersebut berisikan cerita-cerita mitos di daerah Ponorogo dan sekitarnya. Pihaknya, juga menegaskan penerbitan buku merupakan wujud cinta literasi sebagai civitas academika di Kampus Pelopor Literasi Indonesia.
“Ada empat penulis dengan total sebelas judul crita cekak. Semua cerita menarik dan memiliki nilai-nilai lokalitas di dalamnya. Tiga penulis selain saya, mereka anggota Hima Diwangkara Gangsa,” ungkap Serdaniar Ita Dharmina, saat diwawancarai Tim Humas, Selasa (24/1).
Aryn Dwi Handayani, Riska Nur Antika, Serdaniar Ita Dhamina, dan Sigit Kurniawan bercerita lokalitas di Ponorogo dengan kepercayaan berupa gugon tuhon (mitos), petungan dina, larangan-larangan, dan adat kejawen lainnya. Pembuatan cerita mengangkat cerita gugon tuhon yang sering dibicarakan oleh masyarakat. Cerita gugon tuhon tersebut kemudian menjadi inspirasi atau tema cerita dan dikembangkan dalam bentuk cerita fiksi dengan beberapa penambahan konflik. Kisah yang digambarkan bukan benar-benar kisah nyata melainkan hanya diinspirasi dari beberapa kisah nyata atau hanya sekedar gugon tuhon (mitos) saja.
Sasmita artinya ‘pertanda’. Masyarakat Jawa, bagi Serdaniar Ita Dhamina harus mempercayai adanya gugon tuhon. Apabila akan terjadi sesuatu peristiwa besar, biasanya akan ada pertanda terlebih dahulu. Seperti dalam cerita Anneke dan Annelis, apabila seseorang melihat arwah anak Belanda Anneke dan Annelis sedang menangis, maka dia akan mendapatkan sial. Sebaliknya jika melihat arwah anak kembar itu tertawa maka orang itu akan mendapatkan keberuntungan.
Sementara sasmita yang berupa larangan-larangan. Jika larangan dilanggar maka akan terjadi musibah bagi pelanggarnya. “Dari beberapa cerkak dalam antologi ini, sasmita dirupakan kejadian gaib atau kejadian tidak biasa yang dialami oleh pelaku atau tokoh-tokohnya. Kemudian istilah “ing Bumi Wengker” karena setting yang ditampilkan dalam cerita sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Ponorogo, sehingga muncul ‘Bumi Wengker’ yang mana identik sebagai sebutan untuk wilayah di Kabupaten Ponorogo.”
Sebelum terbit buku ini, Serdaniar Ita Dhamina dan Aryn Dwi Handayani telah terlibat dalam penyusunan kumpulan puisi berbahasa Jawa dalam “Antologi Geguritan Truntum Gumelar” pada tahun 2019 yang diprakarsai oleh Komunitas Bala Jawa dan diterbitkan oleh penerbit Interlude Yogyakarta. Aryn Dwi Handayani menyumbangkan tiga judul geguritan yaitu “Tresna Nekakake Pati”, “Dakpendhem”, dan “Ambigu”, sedangkan Serdaniar menyumbangkan tiga judul yaitu “Kaalang Alang-Alang”, “Mangkat”, dan “Plataran”.
Semangat bergerak di dunia literasi, civitas academika STKIP PGRI Ponorogo berupaya mengembangkan keterampilan menulis dapat bentuk berbagai karya. Tidak saja para dosen, puluhan mahasiswa berprestasi menulis. Heru Setiawan, M.Pd selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan mengungkapkan, karya-karya mahasiswa sudah keliling Indonesia. Mahasiswa rajin mengikuti perlombaan baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Karya mereka tidak kalah dengan mahasiswa perguruan tinggi negeri. Mereka mampu bersaing dan meraih juara teratas. Selamat dan semangat kepada para dosen dan mahasiswa yang telah berkarya,” apresiasi Heru Setiawan.
Pewarta: Suci Ayu Latifah/ Tim Humas