Terbaik Prodi PG PAUD, Elysa Tampil Cantik Sambutan di Podium
Wajah Elysa Tri Nur Wijayanti memerah, saat dirinya dinyatakan sebagai lulusan terbaik dari program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Elysa meraih indeks kumulatif 3,79. Mahasiswa berjilbab tersebut mengungkapkan tidak pernah berekspektasi menjadi terbaik.
“Allah memberikan lebih. Saya menggandeng orang tua di hadapan para wisuda dan wali orang tuanya. Mamak menangis tiada henti,” cerita Elysa berkaca-kaca, kemarin (29/10).
Pada momen pesta wisuda sarjana, gadis kelahiran 20 Agustus ini diminta naik ke podium untuk memberikan sambutan perwakilan para wisudawan. Tampil dengan cantik, Elysa mengenakan toga dan jubah hitam. Kepada Tim Humas, Elysa menceritakan kuliah sambil kerja. Waktu pagi hari dimanfaatkan untuk mengajar di sebuah lembaga pendidikan. Siang hingga malam hari, Elysa menuntut ilmu di kampus kebanggaannya itu.
“Terima kasih tak terhingga atas ilmu, pengalaman, pelayanan yang luar biasa selama saya menjadi mahasiswa. Semoga STKIP PGRI Ponorogo terus berkembang lebih baik, Mahasiswanya meningkat lebih banyak, tenaga pendidik dan kependidikan tetap profesional, dan terus mengadakan progam beasiswa untuk memberikan kesempatan para pelajar meneruskan pendidikan yang lebih tinggi,” ungkap gadis dari pasangan Paikun-Sarmi.
Pengaruh Animasi Cerkak Terhadap Kemampuan Perkembangan Berbahasa Jawa Krama Anak Usia Dini di Ra Muslimat Miftahussalam Ponorogo, tugas akhir Elysa. Penelitian skripsi tersebut berisikan pengembangan bahasa Jawa Krama anak usia dini dengan menggunakan media animasi cerita yang berbahasa jawa (cerkak). “Mencari seberapa pengaruh animasi cerkak terhadap perkembangan kemampuan berbahasa Jawa Krama AUD.”
Warga asal Dukuh Soborejo 002/002, Desa Kambeng, Slahung, Ponorogo tersebut mengungkapkan alasan menyusun penelitian karena di zaman milenial ini bahasa ibu (bahasa daerah) mulai ditinggalkan. Bahasa tersebut dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Dalam penelitiannya, Elysa ingin mengembangkan dan mengenalkan kembali bahasa Jawa khususnya Jawa Krama pada anak dengan menggunakan media animasi dongeng/cerita.
“Semoga upaya ini mampu mengembalikan ketertarikan anak-anak menggunakan bahasa Jawa,” tutur Elysa.
Setelah lulus, Elysa mengungkapkan tetap semangat belajar meraih cita-cita yang diimpikan. Pihaknya berpesan kepada mahasiswa dan calon mahasiswa supaya mengejar cita-cita. (Red/Cus)