Hima Mentari Gelar Ngaji Inklusi Bersama Ketua KKG Ponorogo
Sabtu (16/12) HIMA Mentari resmi gelar acara Ngaji Inklusi Teknik Pengasuhan Anak Usia Dini Berkebutuhan Istimewa. Kegiatan yang berlangsung di Graha Saraswati itu dihadiri oleh civitas akademika STKIP PGRI Ponorogo, perwakilan UKM, dan mahasiswa. Sebelum acara inti disuguhkan nyanyian lagu berjudul Pelanggaran yang dibawakan oleh Nova dan Fitri mahasiswi PG-PAUD Angkatan 2022 untuk menyambut tamu undangan. Selain itu pertunjukan kedua ditampilkan oleh Arisa Dwi Valentina mahasiswa STKIP PGRI PONOROGO dengan tampilan pencak silat seni tunggal. Beberapa waktu lalu Arisa berhasil meraih medali perunggu dalam kejuaraan pencak silat nasional Ngawi Championship tahun 2023.
Acara itu dimoderatori oleh Elysa Tri Wijayanti, S.Pd. selaku alumni PG PAUD angkatan 2019. Acara berlangsung meriah ketika pemateri, Barokatin Munziyati, S.Psi. membuka materi dengan ice breaking. Pendiri sekolah inklusi ngabar itu membeberkan sedikit pengalamannya menjadi seorang guru inklusi, praktek menjadi psikologi di sebuah rumah sakit hingga berwirausaha.
Dalam materinya, Barokatin mengungkapkan karakter anak didik beragam baik secara rasional maupun intelektual. Ada pun pengasuhan dasarnya ada 13 macam ujar Barokatin, diantaranya unik, egosentris, aktif energik, rasa ingin tahu, eksploratig, spontan, imajinasi, hingga mudah frustasi, kurang memiliki pertimbangan, senang dengan pengalaman, pandai bersosialisasi, tidak fokus, mudah lupa. Motorik halus sekarang ini di umur sudah disediakan tempat belajar dan bermain.
“Ketika kita menjadi seorang guru harus mampu menjawab semua pertanyaan anak didik dengan tutur kata halus, melatih keterampilan, dan kesabaran.” Pesannya di sela menyampaikan materi.
Ketua KKG Ponorogo itu juga mengungkapkan pendidikan inklusi adalah pendidikan yang memberikan kesempatan kepada seluruh anak didik yang memiliki tingkat kecerdasan dan berkebutuhan khusus tidak memandang kondisi fisik. Pihaknya pula menambahkan latar belakang, dan kemampuannya dalam belajar. Karakter anak sangatlah banyak diantaranya ada 8 macam. “Pendidikan Inklusi sangat penting bagi seorang guru baik itu TK, SD, dan Bahasa,” ujarnya yang sekilas ditunjukkan pada selain prodi PG PAUD.
Perempuan yang akrab dipanggil Ninin itu mengaku senang mengisi acara ngaji inklusi ini. “Saya tambah semangat untuk belajar bareng. Justru ini memang wadah untuk belajar kita sebagai guru maupun sebagai mahasiswa. Forum-forum seperti inilah yang harus kita ciptakan di manapun, di lembaga apapun, dimanapun kita belajar, saya sangat senang seperti ini.” Tuturnya. Barokatin Munziyati, S.Psi. juga berharap dari apa yang sudah dipelajari hari ini, peserta ngaji inklusi ini bisa mempraktekkan untuk dirinya sendiri lalu mengimbaskan kepada lembaga pendidikan maupun masyarakat, khususnya di Ponorogo.
Sementara Hilda Helida salah satu peserta mengungkapkan kegiatan ngaji inklusi memberikan pengalaman baru terlebih dalam mendidik anak. Sebagai mahasiswa keguruan tentu mengetahui karakter anak sangat membantu dalam pengajaran di kelas.
Pewarta: Ika Nurhidayati _Mahasiswai PBSI A 2023_Anggota UKM HMP STKIP PGRI
Editor: Ags_Humas