Bincang Sastra: Membedah Dunia Sastra Bersama Yuditeha
Kegiatan Bincang Sastra yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Penulis (HMP) STKIP PGRI Ponorogo kembali digelar, Kamis (08/02). Menghadirkan sastrawan asal Karanganyar sekaligus pendiri komunitas Kamar Kata, Yuditeha. Bertempatkan di Sutejo Spectrum Center (SSC), kegiatan ini dikemas secara santai tetapi materi yang disampaikan sangatlah kompleks. Khususnya perihal menulis cerpen, novel, dan lain sebagainya.
Pada kesempatan ini, Yuditeha datang dengan tiga anggota Kamar Kata yang lain. Komunitas ini dikenal telah sukses mengorbitkan penulis-penulis profesional. Salah satunya Ruly R, mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo, yang baru-baru ini menerbitkan buku berjudul “Melawat Ingatan”. Dua lainnya, Yos dan Yuan, putra kandung Yuditeha.
Yuditeha berbagi pengalaman hidup yang penuh motivasi selama ia menjejaki dunia menulis hingga akhirnya dikenal sebagai sastrawan dan banyak menerima penghargaan di berbagai tingkatan. Penulis buku Balada Bidadari ini mengupas perihal tantangan yang kerap kali dialami penulis terutama pada mereka yang baru menginjakan kakinya di dunia kepenulisan. Tak lupa, ia juga berbagi tips dan trik dalam menulis.
“Penulis itu harus kreatif, harus berani. Jangan terpatok pada hal yang umum, beranilah membelokkan hal itu. Setiap kali menulis taruhlah beban di situ, sehingga ketika menulis akan muncul greget. Perlu digarisbawahi menulis itu tidak perlu ide spektakuler, hal sepele pun bisa,” paparnya.
Pihaknya juga menambahi, bahwa tidak ada kata terlambat untuk mulai terjun di dunia kepenulisan. Satu hal yang penting menurut Yuditeha adalah bagaimana proses dan perkembangan hingga tercipta sebuah karya.
“Tidak perlu terburu-buru dalam menulis, menulis itu tidak ada kata terlambat. Nikmati prosesnya, karena itu jauh lebih penting,” tambah pendiri media nominaidekarya.com ini.
Lebih lanjut, Yuditeha pun memberi bocoran resep dan kunci menulis menurut pengalamannya selama ini kepada para peserta kegiatan.
“Resepnya itu sebenarnya satu, yakni mencintai menulis dan membaca. Karena dengan mencintai meskipun hal itu mengecewakan pun, kita akan tetap cinta, sebab itu merupakan bukti dari cinta. Lalu untuk kuncinya, yaitu kreativitas kita,” ucapnya.
Selaras dengan pendapat Yuditeha tersebut, Sutejo, selaku tuan rumah sekaligus Pembina HMP STKIP PGRI Ponorogo mengatakan jika menulis tak cukup dengan akal atau logika saja.
“Menulislah, jangan gunakan pikiran, tapi hati dan rasa,” jelasnya.
Ruly R dan Yustinus Yuan turut membagikan proses kreatifnya dalam menulis. Karya kedua punggawa komunitas Kamar Kata ini sudah melang melintang di berbagai media baik cetak maupun online.
Peserta terlihat antusias. Hal ini terlihat dengan berbagai lontaran pertanyaan dan tanggapan saat sesi tanya jawab. Salah satunya, Dellyma (mahasiswi PBSI 2021) yang mengungkapkan rasa syukur dan bahagia sebab hambatan menulisnya selama ini mampu terurai lewat jawaban pemateri.
“Senang sekali, ini menjadi hal yang tak terlupakan dalam hidup saya bertemu penulis seperti beliau. Dari beliau saya belajar bahwa tidak ada kata terlambat dalam menulis. Itu membuat saya semangat kembali untuk terus menulis,” ungkapnya.
Kegiatan pun usai tepat setelah azan dzuhur berkumandang. Ditutup dengan sesi foto dengan jargon yang diteriakkan bersama “Berdaya dengan kata!” []
Pewarta : Avita Diah Ayu Atalia (Mahasiswi PBSI B 2022)