Imunisasi Polio: Hilangkan Rasa Takut dengan Bermain dan Bercerita
Wonogiri– Terlihat keriuhan di dalam rumah bercat abu itu. Suara anak kecil serta perbincangan ibu-ibu terdengar dari jalan di depan rumah itu. Desa Gondang mengadakan kegiatan rutinan Imunisasi, pada Rabu (21/02). Agenda kali ini berupa pemberian Imunisasi Polio untuk balita dan batita. Khususnya untuk usia 0-5 tahun. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak Puskesmas yang terdiri dari 3 tim penyelenggara. Sedangkan dari kader Desa Gondang sendiri terdiri dari 5 tim.
Sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, tim KKNT STKIP PGRI Ponorogo ikut berpartisipasi menjadi relawan dalam program imunisasi polio pada balita dan batita. Program tersebut dilakukan di Rumah Kepala Desa Desa Gondang.
Dimulai pukul 08.30-10.30 WIB, program tersebut dipelopori oleh tenaga kesehatan Puskesmas Purwantoro dan bidan desa dengan dibantu mahasiswa KKNT di desa Gondang. Kali ini, sasaran imunisasi Polio ada 102 batita dan balita. Mereka merupakan yang tinggal menyebar di dua dusun di Desa Gondang, yakni dusun Karang dan dusun Pojok.
Nur Adilla salah satu mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo merasa senang dapat membantu kegiatan imunisasi polio tersebut. Pihaknya mengaku baru pertamanya mengikuti pecan imunisasi itu. Serupa, juga dialami Dwi Lestari mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2021.
“Pengalaman dalam keikutsertaan kegiatan imunisasi Polio ini membuat saya senang karena dapat bertemu dengan wajah lucu anak-anak, bukan hanya itu dari kegiatan tersebut saya dapat menambah berbagai ilmu dalam bersosial,” cerita Fadilla.
Selain dua mahasiswa tersebut hadir Erig, Bahrul, Widiawati ikut andil dalam program imunisasi ini. Mereka adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketiga mahasiswa itu mengungkapkan keterlibatan dalam pekan imunisasi itu dimulai dari ajakan salah seorang Kader di Desa Gondang. Tujuan diselenggarakannya imunisasi dan vaksinasi tidak lain meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi. Fungsinya untuk melawan virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh balita maupun batita, terang Kader desa tersebut.
Secara terpisah, Saiful salah satu pegawai dari puskesmas mengaku merasa terbantu adanya mahasiswa KKNT. Lantaran berkat bantuan dari mereka, data yang harus di input ke pusat dapat dikendalikan.
“Sebelum adanya kakak-kakak KKNT ini pihak puskesmas merasa kurang tenaga dalam melaksanakan imunisasi. Untuk hari ini alhamdulillah lancar,” ungkapnya saat diwawancarai.
Keterlibatan mahasiswa KKNT kali itu sangat fungsional. Hal itu diungkapkan salah seorang tenaga kesehatan. Pasalnya, mengkondisikan anak-anak lebih sulit. “Kami mengajak mereka bermain atau bercerita. Rasa takut akan hilang dengan sendirinya.” (*)
Pewarta: Risma Sahid Romadon
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia