Optimalisasi Potensi Desa Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo dipadati mahasiswa yang tengah mengikuti pembukaan sekaligus pembekalan Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) tahun 2024, (Selasa, 2/6). Sebanyak 166 mahasiswa dari empat program studi mengikuti langkah awal dari rangkaian KKNT. Kegiatan ini dihadiri ketua dan wakil ketua STKIP PGRI Ponorogo, Samuri, S.IP., M.M., selaku sekretaris kecamatan Purwantoro, dan Dosen Pendamping Lapangan (DPL).
Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) tahun 2024 bertempat di kecamatan Purwantoro yang terbagi menjadi 13 desa dan 2 kelurahan. KKN tahun ini mengusung tema optimalisasi potensi desa di era global berbasis literasi. Mahasiswa diharapkan mampu menggali potensi setiap desa yang nantinya dipadukan dengan perkembangan teknologi saat ini.
Ketua STKIP PGRI Ponorogo Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I., dalam sambutannya menyampaikan mahasiswa sebelum menuju ke desa-desa harus matang secara pengetahuan dan mental.
“Mengingat momen KKN tahun ini bertepatan dengan situasi politik. Kita diberikan izin satu minggu setelah pemilu, meskipun begitu ibarat kompor masih mungah-mungah harus tetap waspada dan menjaga diri,” pungkasnya.
Mengingat esensi dari kuliah kerja nyata terpadu adalah hidup bersosial dengan masyarakat. Momen ini menjadi pembelajaran sejati bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan. Untuk itu, pihaknya berharap peserta KKN dapat beradaptasi secara baik salah satunya dengan budaya srawung.
Mahasiswa dalam pembekalan KKN mendapatkan gambaran tentang potensi desa tujuan di kecamatan Purwantoro. Dalam hal ini, STKIP PGRI Ponorogo mengundang Samuri, S.IP., M.M., selaku sekretaris kecamatan Purwantoro. Pihaknya berharap mahasiswa KKN nantinya dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap desa.
Samuri, S.IP., M.M. menyebutkan kecamatan Purwantoro memiliki orientasi dalam mengentaskan kemiskinan salah satunya dengan menurunkan angka stunting. Hal ini selaras wacana Bupati Wonogiri sebagai kabupaten dengan nol stunting, pungkasnya.
Menariknya kecamatan Purwantoro memiliki program unggulan bagi mahasiswa yang memiliki potensi yaitu Mapres (mahasiswa berprestasi). Pemerintah menyediakan anggaran sekitar 10 milyar untuk mengakomodasi program Mapres, tutur Samuri, S.IP., M.M.
Kecamatan Purwantoro juga memiliki posyandu remaja. Sayangnya posyandu ini tidak optimal dalam pelaksanaannya. Pihaknya berharap mahasiswa dapat menjadi penggerak untuk kembali mengoptimalkan posyandu remaja.
“Kita ketahui mengajak remaja itu tidak mudah, berbeda dengan posyandu lainnya,” pungkasnya.
Red/Agus_Humas