Lebih Memahami PAUD, Melalui Seminar Periode Emas Anak Usia Dini
Balai desa bakalan ramai oleh tamu undangan. Sabtu (9/3) pagi, ketua PKK desa Bakalan, para kader posyandu, dan guru-guru PAUD, datang dalam acara seminar PAUD “Periode Emas Anak Usia Dini”. Seminar ini merupakan program kerja utama KKNT kelompok 6 desa Bakalan.
Seminar “Periode Emas Anak Usia Dini” ini membicarakan tentang rentang waktu pertumbuhan anak yang menjadi kunci pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara kognitif, psikomotorik, afektif, hingga perkembangan bahasa. Kepala desa bakalan, H. Sutanto, M.Pd. menuturkan bahwa di desa Bakalan masih terjadi kerancuan dalam usia anak memasuki tingkat pendidikan PAUD. “Masih ada kerancuan dalam hal umur. Anak yang usia 3-4 tahun dimasukkan ke playgroup atau taman bermain, di sini sudah banyak yang dimasukan TK,” ujarnya.
Rifa Suci Wulandari, M.Pd. sebagai pemateri menuturkan bahwa PAUD sendiri mencakup pendidikan keluarga, taman bermain, hingga taman kanak kanak (TK). Tahapan belajar anak sangat dipengaruhi oleh usia. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dimulai sejak anak lahir hingga usia enam tahun. Hakikat pendidikan yang paling utama ada di keluarga. Sekolah, seperti TK (Taman Kanak-Kanak) dan RA (Raudhatul Athfal), menjadi jalur formal pendidikan bagi anak. Sedangkan playgroup atau taman bermain menjadi jalur nonformal. “PAUD itu hanya menjadi stimulasi atau rangsangan pada anak untuk menghadapi pendidikan lebih lanjut,” tambahnya.
Keluarga menjadi faktor besar terhadap tumbuh kembang anak. Beberapa permasalahan dalam diri anak bisa terjadi karena keluarga. Seperti yang dituturkan guru TK 2 Bakalan, Sri Kartikawati, S.Pd. bahwa salah satu peserta didiknya sulit untuk fokus. “Di sekolah dia selalu mencari perhatian. Tetapi bila sudah diperhatikan malah tidak karuan,” ujarnya. Permasalahan seperti ini bisa saja lahir dari keluarga yang kurang memperhatikan anak. Maka dari itu, keluarga menjadi kunci utama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dalam hal apapun.
Pemahaman orang tua terhadap taman bermain atau playgroup masih salah kaprah. Hal ini dituturkan oleh Sriyani, S.Pd., Kepala sekolah Playgroup Pertiwi. “Orang tua masih menuntut anak harus bisa menulis dan membaca ketika di playgroup. Padahal ketika di playgroup, dengan usia anak yang rata-rata tiga sampai empat tahun, belajar dilakukan dengan cara bermain,” ujarnya. Dirinya juga menegaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya dikarenakan pendidikan di sekolah, tetapi juga pendidikan keluarga.
Dengan adanya seminar PAUD ini, kepala desa Bakalan berharap pemahaman orang tua terhadap pendidikan anak semakin terbuka. “Anak usia dini merupakan masa golden age. Jadi pemaksimalan pertumbuhan dan perkembangan ada di usia-usia dini,” pungkas Sutanto.
Pewarta: Dian Lastyana Humas Desa Bakalan