Menyulap Limbah Minyak Goreng Jadi Lilin Aromaterapi
Desa Miricinde, Purwantoro_Limbah rumah tangga seringkali menjadi salah satu masalah yang sering ditemukan di setiap rumah. Jika limbah tersebut dibuang sembarang tempat akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan dapat bermuara kepada masalah kesehatan. Limbah minyak goreng atau sering disebut minyak jelantah sering kali digunakan secara berulang-ulang untuk memasak makanan, bahkan hingga berwarna hitam. Padahal jika minyak goreng sudah tidak tampak bening; berwarna coklat gelap hingga menghitam, lebih baik segera diganti.
Dalam langkah pengendalian penggunaan limbah minyak jelantah, Tim Penggerak PKK Desa Miricinde dibantu bersama teman-teman KKNT STKIP PGRI Ponorogo Desa Miricinde menggelar penyuluhan “Pembuatan Lilin Aromaterapi dengan Bahan Dasar Minyak Jelantah”. Dalam pelatihan ini, para anggota PKK Desa Miricinde akan berlatih mengubah limbah minyak goreng/jelantah sehingga dapat digunakan kembali menjadi bahan dasar produk-produk baru seperti Lilin Aromaterapi. “Penggunaan minyak jelantah secara berkali-kali itu tidak baik untuk dikonsumsi tubuh. Bila sudah berdampak pada tubuh maka akan menjadi penyebab turunnya kesehatan tubuh, apalagi sekarang sedang marak kasus DBD. Tubuh sehat menjadi salah satu tameng untuk melawan virus-virus penyakit,” ungkap Bu Ria Sigit, ketua TP-PKK Desa Miricinde saat sambutan pembukaan pelatihan.
Pelatihan pembuatan lilin dengan minyak goreng/jelantah pada hari Minggu, 25 Februari 2024 ini diikuti oleh perwakilan kader-kader PKK Desa Miricinde dari seluruh lingkup RT dan RW. Dengan adanya pelatihan ini para ibu rumah tangga diharap semakin bijak dalam menggunakan limbah minyak goreng. Proses pembuatan yang tidak sulit dan bahan dasar yang dibutuhkan sangat mudah untuk dicari bahkan jika berani berinovasi, produk hasil limbah minyak goreng bisa memiliki nilai jual yang dapat bersaing di pasaran. Bu Ria Sigit juga meminta kepada ibu-ibu PKK perwakilan RT dan RW yang hadir di Balai Desa untuk membantu mensosialisasikan proses pembuatan lilin aromaterapi di lingkungan RT dan RW setempat, karena dalam satu gedung tidak akan mencukupi jika satu desa seluruhnya dikumpulkan pada waktu dan tempat yang sama. Pelatihan ini juga menjadi hal dan pengalaman baru bagi mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo yang kelak bisa dipraktikkan, bahkan bisa diajarkan pada teman-teman di kampus.
Pewarta: Tim Humas KKNT Desa Miricinde (Manar Mustakim)