PBSI STKIP PGRI Ponorogo Jalin MoU dan IA di Raker KoorProdi PBSI se-Jawa Timur
Perwakilan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) STKIP PGRI Ponorogo mengikuti Rapat Kerja KoorProdi PBSI se-Jawa Timur di Auditorium Gedung T2, Fakultas Bahasa dan Seni, Kampus II UNESA, Kamis (22/8). Pada kesempatan ini, Cutiana Windri Astuti, M.Pd. (KaProdi PBSI) datang bersama Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I. (Ketua STKIP PGRI Ponorogo) dan Ahmad Pramudiyanto, M.Pd. (Kepala LPPM STKIP PGRI Ponorogo).
Cutiana Windri Astuti, M.Pd. bersama 23 pimpinan prodi PBSI se-Jatim ini membahas berbagai aspek, salah satunya terkait kerja sama dengan Perkumpulan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atau IKAPROBSI Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Anas Ahmadi, M.Pd. (Ketua IKAPROBSI Wilayah Jawa Timur) menjelaskan bahwa ada dua agenda dalam pertemuan hari itu. Pertama, penandatangan nota kesepahaman dengan produk berupa naskah MoU (Memorandum of Understanding) dan IA (Implementation Agreement). Kedua, menghasilkan draft program kerja IKAPROBSI. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh masing-masing perwakilan perguruan tinggi. Sebanyak 24 perguruan tinggi swasta atau negeri se-Jawa Timur yang memiliki program studi Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia baik S-1 maupun S-2 melakukan penandatanganan kerja sama.
Menurut Cutiana Windri Astuti, M.Pd., ada berbagai bentuk kerja sama yang bisa dijalin. Di antaranya pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, pertukaran pemateri webinar, kolaborasi penelitian, kolaborasi publikasi, dan lain sebagainya. Mengutip sambutan Prof. Dr. Anas Ahmadi, M.Pd., Cutiana Windri Astuti, M.Pd. menambahkan dari kegiatan ini bisa meningkatkan kualitas program studi PBSI dan terciptanya kegiatan-kegiatan kolaboratif prodi PBSI antar perguruan tinggi.
Dari kegiatan raker tersebut, STKIP PGRI Ponorogo menandatangani naskah MoU (Memorandum of Understanding) dan IA (Implementation Agreement) dengan pihak IKAPROBSI Wilayah Jawa Timur. Adapun kerja sama yang dijalin meliputi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam naskah IA direncanakan adanya kolaborasi pembuatan book chapter dalam waktu dekat.
Kerja sama di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi dan MBKM juga dijalin antara STKIP PGRI Ponorogo dengan prodi PBSI Unesa. Realisasi kerja sama MBKM direncanakan adanya pertukaran mahasiswa dan dosen antara kedua kampus tersebut.
Bentuk kerja sama kolaborasi dalam bidang penelitian diwujudkan dengan adanya kerja sama Jurnal Leksis (PBSI STKIP PGRI Ponorogo) dengan IKAPROBSI. Menurut Ahmad Pramudiyanto, M.Pd., akan ada kerja sama terkait publikasi artikel ilmiah.
Setelah raker selesai, dilanjutkan diskusi secara terbuka antar perwakilan perguruan tinggi. Di antaranya, PBSI STKIP PGRI Ponorogo menandatangani MoU dan IA dengan PBSI Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang. Pihak Unhasy diwakilkan oleh Dr. Arisni Kholofatu Amalia Shofiana, M.Pd.
Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I. mengatakan adanya raker ini bisa menguatkan prodi PBSI se-Jawa Timur dalam bentuk kolaborasi program. Pihaknya berkomitmen melakukan tindak lanjut dalam berbagai kegiatan.
“Adanya kegiatan Raker KoorProdi PBSI se-Jatim yang diselenggarakan IKAPROBSI diharapkan bisa menguatkan implementasi MBKM. Hal ini amat penting, karena masuk dalam komponen Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi.” ungkap Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I.
Adanya kegiatan semacam ini bagi Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I. bisa menambah jaringan kemitraan. Selain itu, dua hal yang tidak kalah penting adalah menambah wawasan keilmuan dan sharing pengalaman antar perguruan tinggi.
“Kami berharap, kegiatan semacam ini bisa diikuti oleh KaProdi lain (PBJ, PBI, dan PG PAUD),” tambah Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I.
Dr. Ahmad Nur Ismail, M.Pd.I. juga berharap penguatan kerja sama di berbagai lini bisa menjadi modal prodi PBSI dalam pengajuan akreditasi. “Semoga bisa menjadi unggul,” ungkapnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Cutiana Windri Astuti, M.Pd., KaProdi PBSI ini berharap hasil dari acara raker ini tidak hanya sebatas hitam di atas putih. Tetapi ada kelanjutan kegiatan nyata di waktu mendatang. “Tidak hanya hitam di atas putih saja, tetapi ada kegiatan nyata. Karena bagus untuk pengembangan prodi dan kampus,” pungkas Cutiana Windri Astuti, M.Pd. (Red/Sap)