Hari Kedua OSMA: Pembekalan Bela Negara, Kewirausahaan, dan Pencegahan Kekerasan Seksual
Rangkaian OSMA (Orientasi Studi Mahasiswa) di STKIP PGRI Ponorogo memasuki hari kedua pada Kamis, 12 September 2024. Bertempat di Graha Sarasvati, kegiatan kali ini menekankan dua tema utama, yaitu bela negara dan kewirausahaan. Sejak pagi, suasana penuh semangat sudah terlihat ketika mahasiswa baru berkumpul untuk mengikuti materi pertama, yang berfokus pada peran penting bela negara. Kegiatan ini dimulai tepat pukul 08.30 WIB, melibatkan ratusan mahasiswa baru yang hadir dengan antusias.
Materi bela negara disampaikan oleh Kompol Suwito, S.H., M.H., seorang perwira dari Polsek Ponorogo. Dalam pemaparannya, Suwito menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dalam menjaga keutuhan negara. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa tidak hanya dituntut untuk berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk peduli dan kritis terhadap situasi bangsa. Diskusi mengenai bela negara ini mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari para peserta, terutama ketika Suwito membahas peran aktif mahasiswa dalam kegiatan kebangsaan.
Lebih lanjut, Kompol Suwito juga menjelaskan bahwa bela negara bukan hanya berbentuk tindakan fisik, melainkan dapat diwujudkan melalui pengembangan diri, penguasaan ilmu pengetahuan, dan menjaga integritas sebagai mahasiswa. Ia menegaskan pentingnya nasionalisme yang harus dibangun sejak dini dengan memahami nilai-nilai Pancasila. Peserta OSMA pun mendapatkan pemahaman bahwa mereka adalah ujung tombak masa depan bangsa yang harus siap menghadapi berbagai tantangan yang ada.
“Teman-teman mahasiswa baru ini sangat antusias, ketika polisi melempar kesempatan bertanya terdapat banyak sekali mahasiswa yang bertanya. Hal ini menunjukkan antusiasme maba terhadap materi kali ini” Ucap Kurnia, moderator pada materi bela negara.
Setelah sesi tentang bela negara, OSMA dilanjutkan dengan materi kewirausahaan yang dipandu oleh Coach H. Loso Tuimin, SE, CTMR, CPS, CAH, seorang pengusaha sukses yang telah mencapai omset miliaran rupiah. Dalam materinya, Coach Loso memberikan wawasan kepada mahasiswa baru tentang pentingnya berwirausaha di era digital. Ia juga membagikan pengalaman pribadinya dalam mengembangkan bisnis, serta memberikan tips tentang strategi sukses yang dapat diterapkan oleh generasi muda saat ini.
Antusiasme mahasiswa baru terhadap materi kewirausahaan juga sangat tinggi. Banyak dari mereka yang mulai tertarik untuk mendalami dunia bisnis setelah mendengarkan pemaparan Coach Loso. Motivasi yang diberikan untuk tidak takut mencoba hal baru dan memanfaatkan peluang di era digital menjadi salah satu poin penting yang diingat oleh peserta. Coach Loso juga menekankan bahwa dunia bisnis sangat terbuka bagi siapa saja yang memiliki keberanian dan ketekunan untuk berinovasi.
Kegiatan OSMA hari kedua kemudian ditutup dengan materi pencegahan kekerasan seksual yang disampaikan oleh Satgas PPKS STKIP PGRI Ponorogo. Mahasiswa mendapatkan informasi penting tentang bagaimana cara melindungi diri dan terlibat aktif dalam upaya pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kampus.
Tim Satgas PPKS STKIP PGRI Ponorogo yakni, Agus Setiawan, M.Pd., Ardian Pitra S.P., M.Pd, Salma Putri Firmaningtyas, Charlita Elvara Maharani, Salsabiil Mumtaazah, Oktavia Puspita Dewanti, dan Nurlia Dwi Kurniawati secara bergantian menyampaikan poin-poin penting terkait pencegahan kekerasan seksual.
Menariknya peserta OSMA diajak bernyanyi sembari mengenali bagian-bagian tubuh yang masuk dalam pelecehan ketika disentuh orang lain. Sontak membuat mahasiswa begitu riuh dan antusias dalam melakukan gerakan setiap gerakan. Salma Putri Firmaningtyas yang memandu nyanyian tersebut terlihat bahagia sembaru terus mengajak mahasiswa menirukan gerakan-gerakannya.
Hadirnya Tim Satgas PPKS dirasa tepat membekali mahasiswa baru agar terhindar dan tidak terlibat dalam perundungan dan tindak kekerasan seksual. Terlebih baru-baru ini banyak kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi. “Kita harus bisa terlindungi dan melindungi diri agar tidak terjerat kasus perundungan dan kekerasan seksual,” pungkas Agus Setiawan, M.Pd.
Pewarta: Nikmatul Lailiyah Nur Fadhilah