Cerita Kekaryaan Solu, Hingga Terbit di Media Ternama
Harapan setelah menulis kemudian mengirim tulisan adalah karya mampu termuat di media massa. Solu Erika Herwanda pernah merasakan susah payah sebelum karya-karyanya dilirik oleh redaktur. Mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo itu terus mengasah kecintaannya dalam dunia menulis cerpen. Tercatat sebagai mahasiswa sejak 2021, Solu mengambil program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Berkarya sejak 2019, Solu sapaan akrabnya tidak menyebutkan dirinya sebagai penulis. Dirinya terus berlatih hingga bisa menguasai banyak tulisan dan karya-karyanya termuat di media. “Sudah ada beberapa karya muat di media online. Ada juga beberapa masih saya coba, setelah gagal. Kalau yang kemarin itu sesuatu banget bisa sekali kirim langsung diterima redaksi.”
Cerpen Rasa di Balik Wedang dan Sangkar Cokelat Tua telah termuat di media online Kompas.id. Tulisan tersebut terpampang pada edisi 18 Desember lalu. Cerpen tersebut memiliki cerita yang panjang ungkap Solu. Dari cerpen yang diikutkan lomba, ternyata gagal menang. Lalu, mahasiswa semester tujuh ini mencoba mengedit ulang dan berinisiatif ke media online. “Alhamdulillah sekali tembak langsung masuk. Sebelumnya, redaksi media meminta untuk mengubah nama menu yang kurang nyaman untuk pembaca media.”
Belajar menulis cerpen dilakukan dengan banyak membaca cerpen. Solu termotivasi Aveus Har, seseorang yang menyabet anugerah cerpen Kompas. Gadis kelahiran 26 November itu ketagihan mengirim tulisan. Selain menulis di media dirinya juga mengikuti ajang perlombaan yang diselenggarakan penerbit buku, media sosial, perguruan tinggi, dan lain sebagainya. Produktif di dunia menulis, Solu mengungkapkan hingga Minggu (19/12) karya-karyanya mencapai seratusan. Mulai dari cerpen, resensi, jurnal, juga puisi. Dirinya, paling produktif menulis kalau ada lomba dan pikirannya sedang gelisah. (Red/Cus)