Pesan Pembina: Tetap Rendah Hati, Tetap Membaca, dan Tetap Berkarya
Menulis sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mahasiswa yang tergabung dalam UKM Himpunan Mahasiswa Penulis yang selanjutnya disebut HMP. Dr.H.Sutejo,M.Hum selaku pembina UKM HMP menerangkan bahwa tantangan menjadi penulis di era mutakhir itu tidak mudah.
Sabtu lalu (14/12) saat menghadiri acara Pelantikan dan Bedah Buku Sesekali Kita Butuh Sepi Karya Kang Ikhsan, pihaknya memberi banyak motivasi kepada seluruh anggota dan pengurus UKM Himpunan Mahasiswa Penulis. Sutejo mampu mencerahkan suasana sabtu pagi yang berselimut mendung itu.
“Menulis era sekarang itu berbeda dengan era saya dulu. Di era saya dulu menulis itu hubungane karo duet, sedangkan sekarang kalau berhitung tentang uang itu susah,” terang penggagas Sekolah Literasi Gratis itu.
Sutejo melanjutkan, Karena itu yang harus di pikirkan bahwa menulis itu adalah identitas manusia. Pihaknya masih ingat saat seorang penulis dari Mojokerto yang diundang ke STKIP PGRI Ponorogo pada tahun 2007 lalu berkata, bahwa ciri manusia itu menulis, jika tidak menulis, maka bukan manusia.
Bahkan Napoleon Bonaparte, seorang panglima perang yang sangat disegani dari Prancis sampai mengatakan “saya lebih takut kepada seorang yang memegang pena daripada seorang tentara atau serdadu dengan senjata lengkap.”
Sutejo juga menjelaskan modal untuk menjadi penulis, yaitu kepekaan, berpikir kritis, kejujuran dan kebenaran. “Mental seorang penulis adalah pemberani, jujur dan berani bertarung dengan gagasan-gagasan. Di dalam menulis, jika anda tidak memiliki pengalaman tentang sesuatu, maka jangan menuliskannya,” pungkasnya.
Selain untuk pengurus baru dan anggota lama, Sutejo juga berpesan pada anggota baru bahwa anak HMP harus tetap mengedepankan asas kejujuran dalam hati dan kepala, yang kedua asas kebenaran, yang ketiga azas diri tentang etik dan apa bagaimana (anda) menjadi, yang keempat adalah asas keberanian.
“Seorang penulis tidak pernah menakutkan apapun karena senjatanya tidak terlihat. Gerakannya adalah spiritualitas yang akan menggetarkan dan setiap saat akan menjadi sentuhan yang tidak terhalang. Menulis itu bukan sekedar pikiran, tapi roh bening yang menjelma,” pesan pemilik komunitas Sutejo Spectrum Center itu.
Untuk mengakhiri sambutannya, Sutejo memberi closing yang mampu menggetarkan dan menyalakan semangat pada anggota. “Untuk seluruh warga HMP, tetap rendah hati, tetap membaca, dan tetap berkarya. Jangan pernah menyakiti seorang penulis, jika tidak ingin abadi di dalam karya-karyanya,” pungkasnya.
Pewarta: Mualif Hida (PBSI C 2023)