Dukung Inovasi dan Pemberdayaan: Mahasiswa KKNT Kunjungi UMKM Roti Tambang di Kelurahan Tegalrejo

Mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo melakukan kunjungan ke salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Roti Tambang milik Bu Surepti di Kelurahan Tegalrejo. Kunjungan ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat sejauh mana perjalanan usaha pembuatan roti tambang yang sudah dirintis Bu Surepti dan bentuk ekplorasi UMKM untuk mengulik usaha kecil menengah yang ada di Kelurahan Tegalrejo.
Ketua kelompok 11, Abdul Yusron, yang berkesempatan berbincang langsung dengan Bu Surepti terkait perjalanan usahanya, proses pembuatan roti tambang, kendala yang dihadapi, serta suka duka dalam menjalankan usaha ini.
Menurut Bu Surepti, usaha yang sudah dibangun sejak tahun 1982 ini banyak mengalami pasang surut dan suka duka selama merintis usahanya tersebut. “Usaha ini sudah berdiri sejak tahun 1982. Tentu, usaha yang sudah terhitung 42 tahun saya jalankan ini, memang ada susah senangnya, terlebih saat baru merintis,” paparnya.
Roti Tambang ini sudah aktif kurang lebih 42 tahun. Bu surepti dan sang suami sudah merintis usaha ini secara turun temurun. Tuntutan ekonomi menjadi dorongan Surepti untuk terus mengembangkan usaha roti tambang ini demi kesejahteraan keluarga. Saat ini bu Surepti sudah memiliki lima karyawan yang merupakan tetangganya sendiri yaitu warga lingkungan Karanglo, Kelurahan Tegalrejo. Pihaknya telah berhasil mendestribusikan roti miliknya ke berbagai tempat penjualan roti.
Roti Tambang ini selalu diproduksi setiap hari setiap pukul 12.00 hingga 18.00 WIB. Pada saat kunjungan, mahasiwa KKNT STKIP PGRI Ponorogo kelompok 11 juga mendapati suami bu Surepti yang terjun langsung dalam proses pembuatan roti. Dalam pemnbuatannya itu, Bu Surepti selalu mempertahankan rotinya agar tetap berkualiatas dengan memperhatikan komposisi bahan dan kebersihan alat. “Bahan yang saya gunakan bukan sembarang tepung, saya memakai tepung terigu berlabel Cakra. Fermipan yang digunakan juga bukan fermipan murahan, sehingga kualitas tetap terjaga,” ujarnya.
Surepti mengungkapkan bahwa kendala utama yang dihadapinya dalam menjalankan usaha roti tambang adalah faktor usia. Pihaknya menyebutkan bahwa tenaga yang dimilikinya kini tidak sekuat dulu, sehingga produksi roti tambang dilakukan sesuai dengan kemampuannya. Meskipun begitu, ia tetap merasa senang dan bangga menjalankan usaha tersebut hingga bertahan bertahun-tahun. Selain itu, Surepti tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas rasa roti tambang yang dihasilkannya, meskipun tantangan terus datang seiring bertambahnya usia.
Itulah alasan mengapa roti tambang milik Surepti tetap bertahan hingga saat ini dan terus berproduksi setiap harinya. Surepti memahami bahwa kualitas yang dihasilkan roti miliknya mampu membuat pelanggan tetap setia untuk terus dan selalu membeli.
Mahasiswa KKN-T STKIP PGRI Ponorogo kelompok 11 mengapresiasi semangat Bu Surepti dalam mempertahankan usahanya hingga saat ini. Mereka berharap agar usaha Roti Tambang milik Bu Surepti semakin berkembang dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas di masa depan.
Penulis : Siti Nur Azizah dan Heliani Rahmasanti (Kelompok 11 Tegalrejo)
Next