Jejak Sakral Ikan Lele di Desa Biting Purwantoro

Jatisari, Biting– Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) STKIP PGRI Ponorogo melakukan observasi ke lokasi ikan lele keramat di Desa Jatisari. Kunjungan ini menjadi pengalaman pertama bagi mereka melihat langsung ikan lele berukuran besar yang dianggap unik dan sakral oleh masyarakat setempat (7 Februari 2025).
Salah satu mahasiswa, Neila Hayuningsih, membagikan kembali cerita yang pernah disampaikan oleh kepala desa menggunakan bahasa ngapak. Ia mengatakan, “Iwak lele iku ceritane kepala desa. Waktu banjir, iwak lele tetep nang kono wae, ora kemana-mana. Nah, iku keajaiban dunia, makane dibilang iwak lele keramat,” ceritanya.
Lanjut, tanggal 9 Februari 2025, para mahasiswa kembali melanjutkan observasi ke lokasi yang sama, kali ini dengan fokus untuk lebih mendalami dampak dari kepercayaan tersebut terhadap pelestarian lingkungan. Dalam kesempatan itu, Pak Sugiman, Ketua RT setempat, menjelaskan bahwa larangan untuk menangkap lele sakral tidak hanya berkaitan dengan mitos, tetapi juga membantu menjaga kelestarian populasi lele dan ekosistem sungai. “Masyarakat sini percaya, kalau ada yang melanggar larangan, bisa membawa malapetaka. Kita semua sepakat untuk menjaga lele ini supaya alam tetap terjaga,” Ujarnya.
Kegiatan observasi ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa KKNT, yang tidak hanya belajar tentang kearifan lokal, tetapi juga ikut berkontribusi dalam upaya pelestarian budaya dan alam di Desa Jatisari. Para mahasiswa berharap, melalui kegiatan ini, mereka bisa membawa pesan penting tentang pentingnya menghormati tradisi serta menjaga kelestarian alam kepada masyarakat luas.
Pewarta : Humas, Mahasiswa KKNT di Desa Biting
Previous