Baskoro Jatuh Cinta Gadis Desa, Drama Tresna Sinanggit Pukau Penonton

Pagelaran drama Tresna Sinanggit sukses digelar di Ruang 101-102 STKIP PGRI Ponorogo. Pagelaran tersebut salah satunya diperankan para mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Jawa Angkatan 2022, Sabtu (26/7/2025). Dr. Suprapto, M.Pd dosen pembimbing sekaligus Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa mengucapkan selamat kepada para mahasiswa yang bermain peran dengan baik. Pihaknya turut senang menikmati sajian peran para mahasiswanya. Apresiasi luar biasa patut diberikan kepada para mahasiswa. Tentang cinta dan kasih sayang benar-benar tersampaikan dengan apik. Semua pemain menghayati peran yang dimainkan.
Tambahnya, pagelaran drama tersebut merupakan luaran dari mata kuliah Drama Jawa. Semua pemain mahasiswa bahasa Jawa yang saat ini memasuki semester tujuh. Drama Tresna Sinanggit karya Ni’matuz Zahro mengisahkan percintaan anak bupati kota bernama Baskoro. Baskoro jatuh cinta pada gadis desa berpenampilan sederhana bernama Ratri. Cinta yang penuh konflik, Baskoro berjuang demi mendapatkan cintanya.
“Kisah cinta ini dibalut dengan konflik fitnah dan perbedaan status sosial antartokoh,” ungkap Anisa Wydi kepada Tim Humas usai acara.
Sosok Baskoro diperankan oleh Hisyam Ridho. Peran Ratri dimainkan Anisa Wydi, Bulik Ratri diperankan Ni’matuz Zahro’ dan beberapa pemain lainnya sebagai tokoh desa dan pejabat daerah. Pagelaran drama kali ini mengundang segenap civitas akademika STKIP PGRI Ponorogo. Para penonton pun dari masing-masing angkatan dan program studi.
“Rasanya dredeg, tidak percaya diri karena penonton banyak dan mereka sangat antusias,” tutur salah seorang pemeran sebagai tokoh desa.
Anisa Wydi mengungkapkan latihan kurang lebih dua minggu. Dirinya bersama pemain lain serius dalam berlatih. Semua perkakas dan kostum disiapkan jauh-jauh hari supaya para pemain dapat tampil maksimal. Perwakilan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa, Anisa berharap para penonton dapat mengambil pesan dari cerita yang diusung. Selebihnya, panggung seni dapppat dijadikan wadah ekspresif, kritis yang positif.
Salah seorang penonton mengungkapkan terbawa pada emosi para pemain. “Ikut deg-degan saat momen tegang. Sedih, bahagia juga merasa ikut dicintai dan dikasihsayangi.” (Red/Cus)
Previous