Meneroka Kurikulum Merdeka untuk Siswa Belajar Merdeka
Perubahan dalam bidang pendidikan merupakan keniscayaan. Sebagai suatu bidang ilmu yang berkaitan dengan manusia, pendidikan juga akan berubah sesuai dengan dinamika yang terjadi dalam kehidupan manusia pada tiap masa. Era disrupsi dalam pendidikan yang ditandai dengan perkembangan pesat dalam bidang teknologi memberikan perubahan hebat dalam dunia pendidikan. Kehadiran pembelajaran moda daring semakin dinantikan untuk menggenapi moda luring, hingga muncul istilah blended learning. Fenomena tersebut tentunya memberikan efek yang luar biasa dalam interaksi pembelajaran. Perubahan moda pembelajaran tersebut menghadirkan tantangan baru bagi para pendidik.
Untuk merespon disrupsi yang terjadi dalam segala bidang, Kementerian Pendidikan Nasional RI menyusun sebuah kurikulum yang diharapkan mampu mendidik siswa menjadi manusia-manusia tangguh dalam menghadapi era perubahan. Kurikulum Merdeka yang mulai diterapkan pada tahun 2022 memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar. Dengan demikian pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Konsep Merdeka Belajar bagi siswa yang merupakan inti dari kurikulum ini ditujukan agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing sehingga akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah. Mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo sebagai calon pendidik profesional belajar menerapkan bekal kemampuannya untuk merespon perubahan pembelajaran dengan kurikulum merdeka melalui kegiatan PPL II. Kegiatan PPL II merupakan salah satu cara efektif untuk secara langsung mempelajari perubahan dan cara bersinergi dengan perubahan.
SMK PGRI 1 Ponorogo adalah salah satu sekolah praktikan bagi para mahasiswa calon guru dari STKIP PGRI Ponorogo. Sekolah Menengah Kejuruan di Ponorogo yang berdiri sejak tahun 1977 ini memiliki sederet prestasi dan terkenal dengan kedisiplinannya. Berbagai arahan dan saran bagi para mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo yang menjadi praktikan mengajar diberikan oleh kepala sekolah dan para guru profesional dalam acara serah terima praktikan PPL2 dan Pembukaan PPL2 STKIP PGRI Ponorogo (7/10). Pada kesempatan tersebut, Kepala Sekolah SMK PGRI 1 Ponorogo, Djemito, S.Pd, M.Ag, menyatakan bahwa kegiatan PPL II ini merupakan salah satu langkah para calon pendidik profesional untuk dapat mengabdi di masyarakat dan mematangkan persiapan sebagai anggota masyarakat yang memberikan contoh karakter dan keluhuran budi, yang belum tentu bisa diberikan oleh orang-orang yang dianggap cerdik pandai. Guru-guru pamong yang ditunjuk juga membagikan berbagai tips dan pendampingan pada setiap praktik mengajar yang dilakukan oleh para mahasiswa praktikan untuk meningkatkan kemampuan mengajar menggunakan Kurikulum Merdeka.
Acara yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, para guru pamong, para Dosen Pembimbing Lapangan dan para mahasiswa praktikan PPL II memberikan kesan yang mendalam bagi seluruh mahasiswa praktikan. Dalam kesempatan itu, Drs. Harsono,Waka Kurikulum SMK PGRI 1 Ponorogo yang juga guru pamong Bahasa Indonesia memberikan wejangan bahwa menjadi guru profesional membutuhkan ketekunan dan keteguhan hati, terutama dalam melaksanakan seluruh tuntutan profesi. Kegiatan PPL II bagi mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo menjadi langkah awal bagi para calon pendidik profesional untuk mampu menyesuaikan diri dengan tantangan perubahan “Kami merasa bersemangat untuk memulai kegiatan PPL II di SMK PGRI 1 Ponorogo dan berlatih menerapkan Kurikulum Merdeka”, ungkap Devi Nur Alif Fitrianingtyas, mahasiswa praktikan dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Avindo Yuwan Syach, mahasiswa praktikan dari Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa menambahkan bahwa PPL II di SMK PGRI 1 Ponorogo memberinya banyak pengetahuan baru berkaitan dengan administrasi pembelajaran Kurikulum Merdeka dan pengelolaan kelas. Hal senada juga diungkapkan oleh Widiawati, mahasiswa praktikan dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia “Alhamdulillah, kami beruntung bisa mendapatkan bimbingan dari para guru pamong yang mumpuni dan sabar memberikan arahan”.
Pewarta: Hidayatul Lutfia Aziza (PBI 2020) dan Luki Irma Wanti (PBJ 2020)