Ngaji Literasi Hingga Bahaya Media Sosial Bersama Calon Mahasiswa
“Puncak penanda ketika kita berada di lingkungan literat adalah budaya, kebiasaan, dan karakter orang-orang di sekitar kita. Jadi ketika teman-teman memilih STKIP PGRI Ponorogo, saya rasa kalian sudah berada di lingkungan yang tepat, karena kampus ini adalah kampus Literasi,” begitu tutur Sapta Arif di hadapan ratusan calon mahasiswa baru siang, 14/9. Di gelaran OSMA tahun ini, Sapta Arif dan Agus Setiawan selaku tim humas diberi kesempatan untuk memberikan materi bertajuk Literasi Digital.
“Literasi adalah proses pemahaman, pemaknaan, penyadaran, dan penyintesaan. Maksud dari memahami ialah dengan mengambil inti sari kehidupan melalui membaca buku-buku, lalu dari memaknai dan menyadari kita bisa mengerti kekurangan diri dan memperbaikinya, kemudian kita bisa mengkolaborasikan atau menggabungkan kemampuan dan pengalaman diri, lalu puncak dari literat itu bisa kita dapatkan melalui karakter diri.” tutur Sapta
Seperti yang kita tahu, saat ini kita berada di era digital yang sedang berkembang pesat, di mana kita bisa mengakses segala sesuatu secara mudah, seperti adanya platform-platform bacaan yang bisa diakses secara gratis yang bisa menjadi bahan bacaan kita. Sapta memberikan contoh antara lain, iPusnas, Wattpad, Dream.com, LenteraApp, dan masih banyak lainnya. Diharapkan dengan begitu menambah eksistensi kita pada literasi.
Selain itu Sapta Arif juga menyampaikan bahaya bersosial media jika tidak dibarengi dengan pemahaman yang luas. “Teman-teman sebelum berselancar di media sosial lebih baik menjadi insan yang literat, karena ketika seseorang salah menggunakan media sosial bisa menjadi racun bagi dirinya, sehingga sebaiknya kita think before posting atau berpikir sebelum posting.” pesan Sapta, ketika diwanwancarai oleh tim jurnalistik sore itu.
Pada kesempatan yang sama, selaku tim humas, Agus Setiawan juga menjelaskan bahwa tugas humas adalah membangun citra kampus salah satunya dengan menciptakan simpati yang positif melalui unggahan di media sosial dan website STKIP PGRI Ponorogo. Pihaknya juga menuturkan agar mahasiswa yang berprestasi bisa memberi tahu ke humas, untuk dijadikan berita sehingga menjadi media pengenalan bagi kampus STKIP PGRI Ponorogo..
Menurut Agus, antusias dari calon mahasiswa luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan beberapa calon mahasiswa yang melontarkan berbagai pertanyaan. Salah satunya adalah Rikqi Deoarifin, calon mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang bertanya bagaimana caranya agar menjadi mahasiswa yang melek terhadap sosial media.
“Ya harus update terhadap berita-berita terkini ya, dengan mencari informasi-informasi di berbagai sosial media maupun dari berita-berita, banyak kok.” jawab Agus
Rifqi pun merasa terkesan dengan materi hari ini. “Untuk materi literasi digital hari ini, menurut saya menarik ya dengan memberi pemahaman baru soalnya saya sendiri juga pertama kali mendapatkan materi seperti ini. Membuat saya lebih berhati-hati dalam bersosial media dan membatasinya agar saya terhindar dari dampak negatif di era digital.”
Rifqi sendiri diketahui memiliki hobi menulis dan alasan itulah yang membuat ia memilih prodi PBSI, “saya berharap bisa mengembangkan bakat saya di kampus ini ya, dengan berlatih bersama mahasiswa lainnya, mungkin melalui UKM yang cocok.”
Hal itu juga yang dirasakan oleh mahasiswa asal Jambi Novri Supriyanto, yang juga memiliki hobi menulis “untuk kedepannya hanya terbayang menjadi seorang penulis yang bermanfaat bagi orang banyak di luar sana.” []
Pewarta: Adelya Wulandari–Divisi Jurnalistik
Editor: Humas
Previous