Terinspirasi Nasihat Gurunya, Rindu Mantap Kuliah di STKIP
Rindu Seftia sudah berkemas dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk mendaftar ke salah satu Perguruan Tinggi di Bengkulu. Ia bersama bapaknya berniat meminta doa restu pada gurunya. Tetapi, niat itu urung tatkala gurunya yang bernama Raden Abdul Sholeh Malik Hamdun bertanya, “Rindu kenapa di Bengkulu? Kenapa ngga di Ponorogo?” Rindu merenung. Belum selesai ia menata jawaban, guru yang menginspirasi perjalanan hidup Rindu ini, menyarankan agar Rindu berkuliah di STKIP PGRI Ponorogo.
“Beliau mengakatan kalau Sumber Daya Manusia (SDM) di Ponorogo bagus, apalagi Ketua STKIP PGRI Ponorogo adalah teman beliau,” kenang Rindu saat bercerita tentang nasihat gurunya.
Gayung bersambut, dukungan dari gurunya ini juga diamini oleh ayah Rindu, Eko Supriono. Ia mengingatkan kembali cita-cita Rindu yang ingin berkuliah di Jawa. Rindu mantap merantau ke Jawa, sebuah keputusan yang terbayar tuntas tatkala perempuan 18 tahun ini menginjakkan kaki di Bumi Reog.
“Senang sekali Kak, akhirnya hidup di kota ramai. Apalagi Ponorogo lebih sejuk dari pada Palembang. Pokoknya Ponorogo bagus pol!” ucap Rindu saat diwawancarai tim Humas melalui pesan WhatsApp.
Kini, Rindu Seftia telah resmi menjadi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) STKIP PGRI Ponorogo. Meski sempat kesulitan beradaptasi dengan cuaca di Ponorogo, Rindu tidak menyerah. Bahkan belum genap sebulan pasca Orientasi Mahasiswa (OSMA), Rindu sudah mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat.
“Salah satu alasan saya ke Ponorogo juga karena pencak silatnya. Katanya maju, apalagi Ayah dan Ibu juga berpesan agar saya ikut pencak silat. Saya udah pernah ikut, jadi saya ingin mengembangkan,” tutur Rindu.
Merasa mendapatkan tempat yang tepat, Rindu tambah semangat belajar. Apalagi baru-baru ini salah satu mahasiswa PBSI angkatan 2021 STKIP PGRI Ponorogo, Rila, berhasil menyabet medali emas cabang Pencak Silat di kegiatan Porsenasma IV Kediri. Hal menjadi bukti bahwa UKM Pencak Silat STKIP PGRI Ponorogo memang berkualitas.
Embrio seorang pendidik dalam diri Rindu sudah tertanam lama. Ia mengaku bercita-cita ingin menjadi guru sejak kecil. Selain itu, anak pertama dari dua bersaudara ini pernah mengajar di SMP 3 Martapura selama dua bulan. Pengalaman itu Rindu hayati betul sebagai modal di masa depan. Ditambah lagi, perempuan kelahiran Oku Timur ini pernah sebagai relawan Enumerator Sustainable Development Goals di Kecamatan Buay Madang Ogan Komering Ulu Timur. Hal ini sebagai bukti jiwa berbaktinya untuk kemajuan masyarakat. Seperti peran seorang guru yang merupakan fasilitator pendidikan yang mencerdaskan masyarakat.
Rindu berharap dengan berkuliah di STKIP PGRI Ponorogo, ia mampu memperdalam pengetahuan sebagai investasi di masa depan. Lebih dari itu, ia percaya bahwa dengan kuliah bisa membuka peluang karir yang lebih menjanjikan. (Red/ Sap)