Mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo Menangi Beberapa Lomba Menulis Online
Branding literasi semakin kokoh dengan banyaknya mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo berprestasi di dunia kata-kata. Nama Hariadi Daru Wijaya dan Nur Imaniyah Purnama mentereng dalam pengumuman lomba menulis online tingkat Nasional. Pengumuman tersebut disampaikan melalui akun ansei.id di media instagram. Kedua mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo tersebut mengikuti lomba cipta puisi dan cipta cerpen. Sementara itu, Solu Erika Herwanda, juga menjadi penulis terpilih dalam ajang lomba cipta cerpen dan juara III menulis cerpen anak.
Daru, saat diwawancarai Tim Humas melalui WhatsApp, Jumat (6/10) mengungkapkan puisi Lagu Sebuah Harap kisah pemuda mencintai wanita tetapi takdir berbicara lain.
Puisi tersebut menduduki peringat harapan VI. “Insya allah akan dibukukan dalam antologi. Jangan lupa baca puisi saya ya,” celoteh Daru.
Iim, nama sapaan mahasiswa asal Pamekasan, Madura ini naskah cerpennya meraih harapan III. Cerpen garapannya berjudul Tasbihku, bercerita tentang gadis yang dijodohkan orang tuanya tetapi tidak mau. Gadis memilih seseorang yang baru saja membuatnya jatuh cinta. Sayangnya, pria tersebut berbeda agama.
“Karena tantangan menulis dari dosen, saya menjadi tertantang kembali menulis. Termotivasi juga, tulisan teman-teman yang menang juara dan termuat di media. Akhirnya, cari info lomba dan mengikuti lomba menulis cerpen,” ungkap mahasiswa semester tiga ini.
Pihaknya menambahkan, naskah cerpen tersebut ditulis semalam. Iim meneruskan cerita yang belum selesai. Kembali ditulis, diedit, kemudian dibaca lagi. Keesokan harinya naskah dikirim. “Sepulang kuliah, langsung menulis. Meski sempat tidak lancar, alhamdulillah jadilah cerita yang dapat dibaca orang lain.”
Daru, dalam ajang perlombaan menulis puisi yang diselenggarakan Lintas Media Pustaka, rupanya juga menjadi penulis terpilih. Puisinya Pekik Luka di Antara Waktu akan dibukukan dalam antologi. Dalam lomba ini, ikut serta pula Solu melalui puisi Metamorfase dan Kronologi Luka yang Kau Imani Setelah Ini. Senang dan bangga dirasakan Daru, Solu juga Iim. Mereka akan lebih giat menulis dan mengikuti perlombaan.
“Belajar di kampus literasi, malu kalau tidak berkarya.” terang Daru. (Red/Cus)