Dari Perjalanan Menulis Sampai Cerita Suka Duka, Sapta dan Ruly Inspirasi para Mahasiswa dalam Ngaji Sastra
Ponorogo–Kampus STKIP kembali gelar kegiatan literasi “Ngaji Sastra”. Kegiatan yang sudah lama dinanti-nanti kehadirannya itu digelar pada Senin (13/11). Hima Aksara sebagai penyelenggara kegiatan mengundang Sapta Arif Wahyudin, Kepala Humas STKIP PGRI Ponorogo, dan Ruly Riantiarno, mahasiswa prodi PBSI angkatan 2020, sebagai narasumber. Bukan tanpa alasan mereka dihadirkan sebagai pemateri, Sapta merupakan penulis yang telah menelurkan dua buku kumpulan cerpen dan karya-karya lain yang tersebar luas di media cetak dan media online di berbagai situs. Sementara Ruly sendiri adalah penulis yang telah menerbitkan tujuh buku. Pihaknya juga bagian dari Kamar Kata dan Rusamenjana.
Ngaji Sastra pada kesempatan kali ini mengusung tema suka duka dalam menulis. Graha Saraswati penuh dengan mahasiswa yang antusias dan haus akan inspirasi dari narasumber. Yeni Kartikasari didapuk sebagai moderator, ia mengawal narasumber dalam penyampaian demi penyampaian materi dengan semangat dan penuh canda tawa.
Menyangkut tema yang diusung Sapta Arif menyampaikan lika-liku perjalanannya bergelut di dunia menulis, “jadi untuk meraih kesukaan itu kadang-kadang juga harus pakek effort, harus ada usaha. Kita merayakan karya yang terbit di media dengan hal paling kecil, yaitu dengan diposting, dan dalam ekosistem penulis yang apik ya kita saling memberi selamat dan sebagainya.”
“Ada lagi yang membuat saya suka saat menulis, ketika karya saya dibaca orang lain terus tiba-tiba dapat DM atau komen relate banget nih cerpen dan komentar-komentar positif lainnya,” tutup Sapta.
Sapta juga mengaku pihaknya mengikuti lomba-lomba menulis karena terinspirasi dan terpacu oleh mahasiswa STKIP yang berprestasi. Ia berharap ekosistem kepenulisan harus dibangun utamanya di kampus. Minimal dengan membaca karya teman kita.
Lain lagi dengan Ruly. Bagian dari kesukaan Ruly terhadap dunia menulis salah satunya adalah saat ia dapat mengenal penulis-penulis besar. “Ternyata, dalam bidang apapun, bukan cuman nulis, sesuatu atau yang kita kira jauh, bisa dekat juga. Ternyata hal-hal yang terasa jauh itu bisa kita jangkau,” ungkap Ruly.
Ruly dengan pembawaan yang ringan dan tak jarang diselingi humor membuat atmosfer graha menjadi cair. Sesekali kita dibuat merenung menyimak kisah perjalanan Ruly menulis sampai harus naik sepeda ke rumah Yuditeha selaku mentornya yang berjarak 6 KM, lalu pada menit berikutnya kita kembali diajak tertawa saat ia menceritakan awal ia mengenal pak Sutejo dan kampus STKIP Ponorogo.
Ngaji sastra berlangsung seru. Sapta dan Ruly menjadikan kesempatan mengisi di Ngaji Sastra seolah ruang berbagi yang ringan, nyaman, tapi tetap berisi. Lewat kisah dan pengalaman yang dilewati narasumber dalam menulis, kita diajak untuk gemar membaca sebagai modal awal untuk terjun di dunia kepenulisan.
Pewarta: Ikhsanudin/ Mahasiswa PBSI 2021 B