Ngaji Inklusi: Setiap Anak Istimewa adalah Anak Surga
Sabtu (16/9), pagi itu di Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo telah sukses digelar Ngaji Inklusi yang bertemakan “Teknik Kepengasuhan Anak Usia Dini Berkebutuhan Istimewa”. Acara ini diselenggarakan oleh Hima Mentari Prodi PG PAUD STKIP PGRI Ponorogo.
Dengan ramah para panitia menyambut kedatangan peserta acara pagi itu. Antusiasme para peserta terlihat luar biasa untuk mengikuti acara tersebut, khususnya dari mahasiswa program studi PG Paud. Terlihat dari antrean daftar hadir yang berjajar panjang dengan rapi. Hadir sebagai pemateri Barokatin Munziyati, S.Psi. yang merupakan pendiri sekolah inklusi Ngabar. Elysa Tri Nur Wijayanti, S.Pd. yang merupakan lulusan terbaik program studi PG PAUD tahun 2023 menjadi moderator acara.
Sebelum masuk pada acara inti, Tri Wulandari dan Nova dari PG PAUD 2021 mempersembahkan sebuah lagu yang tengah naik daun, yaitu Pelanggaran. Risa, PG PAUD 2022, yang belum lama ini mendapat medali perunggu kategori seni tunggal tangan kosong putri di Ngawi Championsip, juga mempersembahkan gerakan jurus tunggal IPSI.
Selain dihadiri oleh mahasiswa PG PAUD, acara kali ini juga dihadiri oleh para dosen PG PAUD, kaprodi, hingga jajaran Wakil Ketua STKIP PGRI Ponorogo. “Jangan hanya sekadar memenuhi kewajiban Kaprodi/HIMA. Tapi niatkan yang tulus cari ilmu. Yang bermanfaat. Yang bisa mengembangkan potensi diri.” ucap Wakil Ketua 3 STKIP PGRI Ponorogo, Heru Setiawan, M.Pd.
Dengan semangat pemateri yang akrab dipanggil Ninin itu membuka acara tersebut dengan Ice breaking. Pihaknya, mengajak para peserta untuk berdiri dan melakukan gerakan keseimbangan otak kanan-kiri bersama untuk membakar semangat para peserta.
“Sekolah inklusi adalah pendidikan yang memberikan kesempatan untuk semua anak dan tidak memandang latar belakang. Pendidikan inklusi terbuka bagi siapa saja,” ucap Ninin.
“Dalam penyelenggaraan sekolah inklusi, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan guru” tambahnya. Menurut Ninin setiap anak istimewa adalah anak surga, karena mereka tidak memiliki hisab. Dan semua anak itu unik, juga berkarakter.
Barokatin menjelaskan bahwa karakter anak harus dipahami, psikologi perkembangan mereka harus dipahami. Peserta terlihat antusias mengikuti, hal ini dibuktikan ada beberapa mahasiswa yang bertanya. Salah satunya Teo dari PBI A 2023. Ia bertanya tentang bagaimana cara agar tidak monoton saat mengajar di TK. Barokatin menjawab, bahwa seorang guru TK dan SD harus komunikatif. Itu bisa dilatih lewat forum-forum belajar.
Barokatin mengatakan bahwa ia sangat senang di forum belajar, mengkaji bagaimana mendampingi anak-anak istimewa khususnya yang diadakan di Prodi PG PAUD. “Saya tambah semangat untuk belajar bareng.” tambahnya. “Justru ini memang wadah untuk belajar kita sebagai guru ataupun sebagai mahasiswa. Forum-forum seperti inilah yang harus kita ciptakan di manapun, di lembaga apapun, di manapun kita belajar, saya sangat senang seperti ini.” Ia melanjutkan.
Barokatin juga berharap dari apa yang sudah dipelajari hari ini, peserta Ngaji Inklusi ini bisa mempraktikkan untuk dirinya sendiri lalu mengimbaskan kepada lembaga pendidikan maupun masyarakat, khususnya di Ponorogo.
Teo mendapat banyak pembelajaran dari Ngaji Inklusi ini “Saya lebih mendapat karakter yang lebih baik dan lebih inovatif dalam membimbing anak-anak ke depannya, dan juga dengan komunikasi saya akan lebih menjalankan ilmu yang saya dapat hari ini, untuk mengajar lebih baik lagi, lebih halus lagi dan supaya anak-anak lebih mantap dalam berolahraga saya akan lebih mantapkan semuanya dengan cara saya berkomunikasikan secara baik.”
Diwawancarai secara terpisah, Diah Puji Lestari, Ketua HIMA Mentari berharap Hima Mentari bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memberi motivasi bagi semua mahasiswa sebagai calon pendidik. “Juga memberikan pengalaman pembelajaran bagi kita semua. Dan kedepan, pihaknya berharap Hima Mentari menjadi lebih baik lagi.” tandasnya.
Pewarta: Mualif Hidayatullah PBSI C 2023 UKM HMP STKIP PGRI Ponorogo